kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

NPL bank akhir tahun dalam tren meningkat


Jumat, 13 November 2015 / 17:19 WIB
NPL bank akhir tahun dalam tren meningkat


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Bank Permata (PermataBank) memperkirakan rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) masih dalam tren meningkat sampai dengan akhir tahun 2015. Ini artinya, posisi NPL per 31 Desember 2015 nanti, masih mengalami kenaikan.

Direktur Utama PermataBank Roy Arman Arfandy menuturkan, kenaikan NPL ini lantaran perbankan masih mengalami masa yang sangat menantang dengan kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Meski demikian, Roy mengaku perseroan terus melakukan langkah proaktif berupa restrukturisasi dan juga rescheduling pembiayaan agar dapat membantu nasabah agar tidak sampai mengalami penurunan kemampuan membayar kredit.

"Kami melihat bahwa rasio kredit bermasalah dalam tren yang meningkat. Tetapi berapa naiknya, saya tidak bisa prediksi. Kami tentu berharap tidak ada kenaikan lagi untuk NPL sampai akhir tahun," ujar Roy di Jakarta, Jumat (13/11).

Per September 2015, bank yang nangkirng di bursa dengan kode emiten BNLI ini mengalami kenaikan NPL menjadi 2,5% dibanding periode yang sama tahun 2014 kemarin yang sebesar 1,4%. Selain pertumbuhan NPL gross yang meningkat 1,1% secara tahunan, PermataBank juga mengalami pertumbuhan dari sisi NPL net sebesar 0,5%.

Posisi NPL net bank yang terafiliasi dengan Grup Astra ini pada akhir kuartal III-2015 berada di level 1,3% atau naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 0,8%. Karena pertumbuhan NPL ini, perseroan terpaksa harus meningkatkan pencadangan sehingga beban pencadangan atau provision expense naik 226% secara tahunan menjadi Rp 1,64 triliun.

Lantaran harus menyisihkan provisi, laba bersih PermataBank pada triwulan III-2015 terpaksa tergerus hingga minus 24%. Per September 2015, PermataBank membukukan laba bersih sebesar Rp 938 miliar atau turun dibandingkan laba yang diperoleh pada September 2014 yang mencapai Rp 1,239 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×