Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Sementara Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menambahkan akibat bengkaknya kredit macet perseroan, rasio rentabilitas perseroan juga ikut merosot. Marjin bunga bersih perseroan misalnya tercatat jatuh dalam sebesar 47 bps (yoy), dari 7,45% pada akhir 2018 menjadi 6,98% tahun lalu.
Ini pula yang bikin laba bersih perseroan tumbuh tak mumpuni. Secara individual, BRI raih laba bersih Rp 34,02 triliun dengan pertumbuhan 7,3% (yoy).
Baca Juga: Heboh korban virus corona di Gedung BRI, ini kata Menkes
Sedangkan secara konsolidasian, pertumbuhannya bahkan lebih kecil sebesar 6,1% (yoy) menjadi Rp 34,41 triliun pada 2019
“Pertumbuhan laba sebesar 6,1% terutama akibat pertumbuhan kredit yang relatif rendah, kemudian NPL juga meningkat, serta beban pencadangan yang tinggi, ini yang membuat NIM tergerus. Tahun ini target NIM di kisaran 6,9%-7,0%,” katanya dalam kesempatan serupa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News