Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan adanya kenaikan klaim asuransi komersial sebanyak Rp 2,42 triliun atau meningkat sebanyak 2,27% secara year on year (YoY) pada Juni 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, angka klaim asuransi komersial pada Juni 2024 tercatat ke posisi Rp 108,90 triliun.
"Lini usaha dengan peningkatan klaim terbesar adalah asuransi kredit dengan kenaikan klaim mencapai Rp 2,09 triliun atau meningkat 29,5% secara YoY," kata Ogi dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Senin (8/7).
Sementara itu, pada asuransi umum dan reasuransi terjadi kenaikan klaim sebesar Rp 4,05 triliun atau meningkat 15,05% secara YoY. Sebaliknya, klaim pada asuransi jiwa justru menurun sebesar Rp 1,64 triliun atau sekitar 2,06% secara YoY.
Adapun dari sisi premi, sampai dengan Juni 2024, premi asuransi komersial tercatat mencapai Rp 165,18 triliun atau tumbuh sebanyak 10,06% secara YoY.
Baca Juga: Pemain Asuransi Jiwa Dorong Pertumbuhan Jumlah Agen Asuransi
"Secara umum, meskipun terdapat peningkatan klaim, pertumbuhan premi asuransi komersial masih lebih tinggi," kata Ogi.
Kondisi underwriting asuransi kredit PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk atau Tugu Insurance pada periode Juli 2024 tercatat sebesar Rp 1,2 miliar.
Direktur Teknik Tugu Insurance Sudarlin mengatakan, total beban underwriting asuransi kredit ini masih terkendali dan sesuai dengan target yang dimiliki perusahaan.
"Strategi yang diambil oleh Tugu Insurance dalam menekan angka klaim asuransi kredit adalah dengan melakukan pengambilan risiko yang tepat," ujar Sudarlin kepada Kontan, Kamis (15/8).
Adapun underwriting asuransi kredit Tugu Insurance ini hanya mencapai 0,4% dari keseluruhan total beban underwriting yang dimiliki oleh perusahaan.
Sudarlin bilang, Tugu Insurance cukup selektif dalam memilih jenis kredit yang dapat diasuransikan. Tugu Insurance lebih mengutamakan kerja sama bisnis yang fokus pada asuransi kredit produktif, dibandingkan dengan asuransi kredit yang bersifat konsumtif.
Selain itu, asuransi kredit Tugu Insurance juga bersumber dari bisnis inward overseas. Dengan demikian tingkat klaim dapat lebih terjaga.
Mengenai tingginya angka klaim asuransi kredit, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyebut pihaknya belum memiliki data kinerja pada Juni 2024, sehingga ia hanya menyampaikan sejumlah strategi untuk mengantisipasi kondisi tersebut.
Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwiyanto mengatakan, secara regulasi, asuransi kredit masih membutuhkan adanya pengembangan dan penyempurnaan terutama terkait standarisasi terminologi atau definisi, jenis produk, persyaratan permodalan, pengawasan industri, dan perlindungan konsumen.
Baca Juga: AAJI Ungkap Cara yang Bisa Dilakukan UUS untuk Memenuhi Modal Minimum
"Selain itu juga diperlukan mitigasi risiko asuransi kredit dan perbaikan reserve atau pencadangan," kata Bern kepada Kontan, Kamis (15/8).
Jika mengacu pada data AAUI di kuartal I-2024, lini usaha asuransi kredit masih menjadi salah satu pangsa terbesar yang juga ikut serta mencatatkan kenaikan positif di kuartal-I 2024.
AAUI mencatat adanya peningkatan ini sebanyak 19,3% atau membukukan premi sebanyak Rp 4,9 triliun.
Bern menambahkan, faktor pendukung pertumbuhan lini usaha di kuartal I-2024 itu karena adanya komitmen dari pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan penyaluran kredit kepada masyarakat serta terjadinya pertumbuhan untuk segala jenis penyaluran kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News