kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

AAJI Ungkap Cara yang Bisa Dilakukan UUS untuk Memenuhi Modal Minimum


Selasa, 13 Agustus 2024 / 23:30 WIB
AAJI Ungkap Cara yang Bisa Dilakukan UUS untuk Memenuhi Modal Minimum
ILUSTRASI. AAJI menyampaikan cara agar perusahaan asuransi dan reasuransi dapat melakukan spin off UUS


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyampaikan, perusahaan asuransi dan reasuransi dapat melakukan pemisahan atau spin off unit usaha syariah (UUS) dengan cara mendirikan perusahaan baru.

Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu mengatakan, apabila pendirian unit usaha syariah tersebut belum memenuhi modal minimum, maka perusahaan bisa menerapkan sejumlah cara. Salah satu caranya yakni, dengan penambahan ekuitas unit syariah yang berasal dari pemegang saham Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

“Selain itu, juga dengan melakukan cara penambahan ekuitas Unit Syariah yang berasal dari investor baru,” kata Togar kepada Kontan.co.id, Selasa (12/8).

Adapun ketentuan tersebut tertuang dalam POJK 11 tahun 2023. Untuk diketahui, pemisahan unit usaha syariah wajib dilaksanakan paling lambat pada 31 Desember 2026.

Di sisi lain, Togar menyebutkan, hingga kuartal 1 2024, aset unit usaha syariah maupun perusahaan asuransi jiwa syariah mencapai Rp 32,8 triliun. Angka ini sedikit meningkat 1,2% dibandingkan posisi akhir tahun 2023.

Baca Juga: Begini Respons AAJI Terkait Penerbitan Peraturan OJK Terkait SLIK

“Sementara itu, sampai dengan tahun 2024 kami mencatat sudah ada dua perusahaan anggota AAJI yang melakukan spin off. Kami perkirakan dalam beberapa waktu ke depan, jumlah perusahaan yang melakukan spin-off akan bertambah,” imbuhnya.

Kemudian, Togar mengatakan bahwa berdasarkan data industri analisis periode Januari – Maret 2024, total pendapatan premi dari unit usaha konvensional mengalami penurunan sebesar 0,4%, sedangkan unit usaha syariah mengalami peningkatan sebesar 10,8%.

Selanjutnya, dia menyebutkan total pendapatan premi dari unit usaha konvensional pada kuartal I-2024, berkontribusi sebanyak 87,4% dari total pendapatan premi atau sebesar Rp 40,21 triliun. Sementara pendapatan premi unit usaha syariah berkontribusi 12,6% dengan total nilai Rp 5,79 triliun.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengumumkan bahwa terdapat 30 perusahaan asuransi yang berencana melakukan pemisahan unit usaha syariah (UUS) melalui pembentukan perusahaan asuransi atau reasuransi syariah baru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×