kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

OJK catat kredit ekonomi berkelanjutan (ESG) mencapai Rp 809,75 triliun


Selasa, 27 Juli 2021 / 10:15 WIB
OJK catat kredit ekonomi berkelanjutan (ESG) mencapai Rp 809,75 triliun
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong implementasi keuangan berkelanjutan atau environmental, social dan corporate governance (ESG).

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan saat ini sudah terbentuk inisiatif keuangan berkelanjutan Indonesia yang terdiri dari 13 bank dan PT SMI bergabung untuk mendukung implementasi tersebut. 

“Penyaluran kredit dan pembiayaan kepada sektor ekonomi berorientasikan hijau sudah Rp 809,75 triliun. Diharapkan akan terus berkembang setelah adanya ekonomi hijau yang sudah menjadi prioritas pada Roadmap keuangan berkelanjutan OJK tahap kedua,” ujar Wimboh secara virtual pada Selasa (27/7). 

Sejauh ini, sudah ada penerbitan green bond atau surat utang berbasiskan ESG di pasar modal Indonesia. Terdiri dari PT Sarana Multi Infrastruktur Indonesia (SMI) senilai Rp 500 miliar dengan target issued green bond hingga Rp 3 triliun. 

Baca Juga: Begini upaya OJK mengembangkan KUR pertanian

“Terdapat penerbitan global sustainability dalam bentuk green bond juga sebesar US$ 1,92 miliar ekuivalen Rp 27,4 triliun di Singapore Exchange oleh Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, dan Barito Pacific Indonesia,” papar Wimboh.

Selain itu OCBC NISP juga telah menerbitkan green bond dan gender bond dengan nilai Rp 60 triliun. Penerbitan surat utang ini dilakukan dengan mekanisme private placement dengan International Finance Corporation (IFC).

Wimboh menyampaikan, indeks saham Sri-Kehati yang terdiri dari 15 emiten di pasar modal Indonesia telah digunakan oleh 11 manajemen investasi untuk menerbitkan reksadana ESG. Adapun total dana kelolaan atau asset under management (AUM) indeks ini mencapai Rp 2,5 triliun. 

Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah meluncurkan ESG Leaders Index untuk mewadahi permintaan yang tinggi atas reksadana ESG dan Exchange Trade Fund. 

Baca Juga: Klarifikasi Jusuf Hamka soal kritikannya terhadap bank syariah



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×