Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis kredit perbankan bisa tumbuh dua digit tahun ini.
Deputi Komisioner Pengawas Bank Pemerintah dan Syariah di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Defri Andri menyebut, dasar proyeksi ini diambil OJK setelah mengevalusi kinerja perbankan hingga data terakhirnya di Februari 2024 kemarin.
“Di sini kita bisa melihat perkembangan sampai dengan Februari, dalam beberapa hari ke depan OJK akan secara official menyampaikan data keuangan perbankan Indonesia kita pada bulan Maret, Kuartal I-2024. Memang di sini kita masih melihat terdapat peningkatan aset, kredit dan dana pihak ketiga (DPK),” ujar Defri, Jumat (30/4).
Defri mengatakan, kredit perbankan nasional masih mencatatkan kinerja yang cukup baik tumbuh sekitar 11% per Februari 2024, disusul dengan pertumbuhan DPK di angka 5,7% di periode yang sama.
“Kita tidak bisa melihat perbedaan pertumbuhan kredit dan pertumbuhan DPK sebagai permasalahan yang penjelasannya itu menunjukan adanya pelemahan dari sisi pengumpulan dana. Kita juga harus memperhitungkan bahwa DPK kita itu selama tahun 2020-2022 itu peningkatannya sangat signifikan.” lanjut Defri.
Baca Juga: Likuiditas Perbankan Terlihat Semakin Ketat, Sampai Kapan?
Meski begitu, ia bilang, likuiditas yang tersedia di perbankan saat ini masih cukup. Hal tersebut tercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) bank yang rata-rata mencapai 79%-80%.
“Menurut hemat kami (OJK) masih mencukupi untuk sustainability pemberian kredit bank. Nanti mungkin di Maret kita akan melihat angka pertumbuhan DPK yang jauh lebih baik sebenarnya,” kata Defri.
Di sisi lain dari sisi Net Interest Margin (NIM) sedikit menurun dari sebelumnya 4,81% pada Desember 2023 menjadi sekitar 4,6% di Februari 2024.
“Hal tersebut lebih banyak disebabkan oleh peningkatan suku bunga. Pada dasarnya perbankan kita masih punya bantalan yang cukup, NIM kita itu masih lebih menarik. Rasio NPL Gross kita meningkat sedikit ya dari 2,2% menjadi 2,35% dengan Loan at Risk sebesar 11,56%.” kata Defri.
Khusus untuk kredit UMKM, Defri menyebut bahwa pembagian porsi kredit untuk UMKM mencapai 20,54% di Februari 2024 dengan nominal setara Rp 1.500 triliun yang secara tahunan atau YoY meningkat sebesar 8,56%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News