Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Frederica Widyasari Dewi, menyatakan bahwa pinjaman semakin diminati di tengah pelemahan daya beli masyarakat.
Kondisi ini semakin diperburuk dengan banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK). Frederica menjelaskan bahwa masyarakat sering kali terjebak dalam modus penipuan lowongan pekerjaan, yang justru membuat mereka menjadi korban penipuan.
"Lagi banyak orang susah, ini pinjaman makin diminati karena mungkin solusi jangka pendek. Kalau dilihat data P2P Lending angkanya meningkat," kata Fredrica dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), di Pentacity & E-Walk Mall Banjarmasin, Sabtu, (5/10).).
Baca Juga: Inilah 98 Pinjol Legal Resmi Terdaftar OJK Oktober 2024, Jauhi Nama Pinjol Ilegal!
Adapun, lanjut Fredrica, kenaikan pinjaman ini lebih didominasi pinjaman konsumtif, dibandingkan produktif. Hal ini dikhawatirkan berisiko menambah beban mereka apalagi pinjaman dilakukan melalui platform yang tidak terdaftar secara legal di OJK, alias pinjol ilegal.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,12% secara bulanan pada September 2024, yang menandai deflasi bulanan kelima berturut-turut.
Kemudian sebanyak 9,4 juta penduduk kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan status ke kelompok aspiring middle class selama periode 2019-2024.
Baca Juga: AAUI Usul Tarif Asuransi Gempa Bumi Dinaikkan pada Tahun Depan
Alhasil, jumlah kelas menengah turun menjadi 47,85 juta orang pada 2024, dan berdampak pada pelemahan daya beli.
Selanjutnya: 4 Sosok Hantu Legendaris Ini Sering Muncul di Drama Korea
Menarik Dibaca: 4 Sosok Hantu Legendaris Ini Sering Muncul di Drama Korea
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News