Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Menurut Bambang, pembiayaan pada sektor properti merupakan salah satu kegiatan usaha yang baru bagi PP jika dibandingkan dengan pelaksanaan pembiayaan melalui kegiatan usaha pembiayaan multiguna.
Untuk itu, Bambang bilang perusahaan pembiayaan perlu meningkatkan kompetensi SDM dalam menyalurkan pembiayaan pada sektor properti dikarenakan kegiatan usaha tersebut memiliki karakteristik yang berbeda baik dari jangka waktu pelunasan maupun cara mitigasi risiko yang dilakukan, jika dibandingkan dengan pembiayaan multiguna yang selama ini telah dilakukan.
Sementara itu, PT Chandra Utama Sakti Leasing Finance atau CSUL Finance mengatakan, tak lagi menyalurkan pembiayaan rumah kepada nasabah. Direktur Utama CSUL Finance Suwandi Wiratno yang juga merangkap sebagai Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengakui memang pernah menggarap pembiayaan rumah.
“Kami sudah lama tidak memberikan pembiayaan perumahan. Waktu itu kita masuk ke properti hanya untuk karyawan group saja,” ujar Suwandi.
Baca Juga: Implementasikan LCS dengan China, BI: Banyak manfaat bagi pelaku usaha
Ia menyatakan pembiayaan rumah biasanya memiliki tenor panjang di atas lima tahun. Hal ini lebih cocok dilakukan oleh perbankan. Lantaran bank bisa menghimpun dana masyarakat dan memiliki sumber pendanaan jangka panjang.
“Multifinance dapat pendanaan biasanya dari bank, itu kebanyakan maksimal tiga tahun, tidak ada yang sampai 10 tahun. Sedangkan pembiayaan rumah jangka panjang,” jelas Suwandi.
Menurutnya, perusahaan pembiayaan yang menggarap pembiayaan KPR itu rata-rata pemimpin sahamnya punya keterkaitan sebagai developer atau perusahaan pembiayaan punya keterkaitan dengan pemegang sahamnya dimana pemegang sahamnya punya usaha lain sebagai developer atau punya kenalan dengan developer besar.
Dengan keterkaitannya itu jadi lebih mudah. Jadi tidak banyak perusahaan pembiayaan yang menggarap di sektor pembiayaan KPR. Bahkan kata Suwandi, untuk berkompetisi dengan perbankan sudah pasti sulit.
Suwandi menyebut, untuk trennya ke depan tidak akan mudah. Karena KPR saja saat ini rata-rata jangka panjang.
Selanjutnya: Sah! Transaksi RI - China Bisa Pakai Rupiah & Yuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News