Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlahan tapi pasti, perbaikan perekonomian di Bali menunjukkan sinyal positif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan penyaluran kredit di Bali menunjukkan hasil positif secara tahunan mencapai 0,54% atau tumbuh menjadi Rp 93,6 Triliun di tengah kredit secara nasional yang masih terkontraksi.
Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK bilang hal ini seiring dengan telah dimulainya program vaksinasi sebagai game changer dan berbagai stimulus yang telah dikeluarkan OJK bersama Pemerintah.
Adapun penyaluran kredit pariwisata baru di Bali dari Bank Himbara dan BPD pada periode Maret 2020 sampai April 2021 mencapai sebesar Rp 511,61 miliar dari total pengajuan kredit sebesar Rp 890,47 miliar.
“Untuk menunjang ekonomi Bali yang selama ini tergantung pada sektor pariwisata, OJK mendorong potensi lokal lain di samping pariwisata untuk menjadi pilar baru perekonomian Bali, seperti budidaya lobster, agrobisnis, dan hasil kerajinan. Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat dimaksimalkan untuk peluang ekonomi baru,” ujar Wimboh dalam pernyataan tertulis pada Sabtu (29/5).
Baca Juga: Pandemi menggerus simpanan masyarakat Bali di bank
Lanjutnya, melalui kebijakan stimulus restrukturisasi OJK, industri perbankan telah memberikan restrukturisasi terhadap 81% kredit perbankan terdampak Covid-19 dengan jumlah outstanding kredit mencapai Rp27,99 triliun di Bali.
Peran LPEI dalam memberikan program penjaminan kredit diharapkan dapat lebih memberikan ruang tersalurkannya kredit maupun pembiayaan untuk industri pariwisata Bali.
Realisasi penyaluran kredit dari Penempatan Uang Negara di Bali sebesar Rp 7,77 triliun hingga Maret 2021. Adapun target ataupun potensi penyalurannya di akhir 2021 mencapai Rp 8,16 triliun.
Selain itu, sebanyak 4.675 Pelaku Usaha telah memperoleh penjaminan kreditnya di Bali per 31 Maret 2021, dengan kredit yang dijaminkan sebesar Rp 1,33 triliun. OJK bersama Pemerintah akan terus menyempurnakan implementasi program penjaminan ini.
Baca Juga: Dorong pemulihan ekonomi, Himbara siap kucurkan kredit di Bali
“Ke depan, OJK akan terus mengimbau sektor jasa keuangan di Bali, LPEI serta industri jasa keuangan lainnya untuk terlibat dan mengambil peran lebih besar dalam upaya pemulihan ekonomi Bali,” tambahnya.
Ketua Umum Kadin Bali untuk membahas kebijakan yang dibutuhkan atau langkah-langkah yang dapat dilakukan bersama agar pelaku UMKM, industri Hotel, Restoran dan Kafe (HOREKA), dan pelaku usaha lainnya di Bali cepat bangkit.
Selain itu, Ia mengaku telah bertemu dengan Ketua Umum Kadin Bali untuk membahas kebijakan yang dibutuhkan atau langkah-langkah yang dapat dilakukan bersama agar pelaku UMKM, industri Hotel, Restoran dan Kafe (HOREKA), dan pelaku usaha lainnya di Bali cepat bangkit.
OJK juga telah melakukan pertemuan bersama Bali Tourism Board untuk membahas akses pembiayaan bank ke sektor pariwisata serta sektor unggulan Bali lainnya.
Baca Juga: Resmi dirilis kemarin, ini daftar paket internet 5G Telkomsel
“OJK bekerjasama dengan para pelaku industri keuangan di Bali akan terus berupaya memfasilitasi dan menyediakan berbagai alternatif solusi agar industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali bisa bertahan dan segera mampu bangkit kembali,” pungkasnya.
Berdasarkan data BPS Pertumbuhan ekonomi di Bali selama Kuartal I-2021 masih terkontraksi sebesar -9,85% yoy di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini disebabkan oleh kunjungan wisatawan mancanegara masih terkontraksi sebesar -99,9% yoy dan wisatawan domestik sebesar -69,36% yoy. Rata-rata tingkat hunian kamar juga turun sebesar 76,75% yoy.
Kendati demikian, terdapat tiga sektor yang tumbuh secara signifikan secara kuartalan, jasa keuangan naik 1,34% QoQ, jasa kesehatan merangkak 0,57% QoQ, serta informasi dan komunikasi tumbuh 0,35% QoQ.
Selanjutnya: Pagu indikatif KLHK pada tahun 2022 sebesar Rp 7,12 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News