Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia
SEMARANG. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty dapat menurunkan bunga bank sehingga berdampak baik bagi debitur. Pasalnya dana yang masuk bisa menjadi tambahan likuiditas bagi bank.
"Jika likuiditas membaik, maka bunga menjadi lebih rendah," kata Ketua Otoritas Jasa Kuangan (OJK) Muliaman Hadad di Semarang, Selasa (10/8).
Selain itu, banyak manfaat dengan adanya repatriasi tersebut yaitu meningkatkan daya dukung modal. Dengan demikian, masyarakat dapat memanfaatkannya melalui fasilitas pembiayaan.
Manfaat-manfaat tersebut dapat dinikmati apabila wajib pajak mempercayakan keuangannya kepada perbankan. Selain perbankan, wajib pajak juga dapat memanfaatkan kehadiran manajer investasi. Bahkan, terkait hal itu pihaknya sudah meminta pihak-pihak yang menjadi pintu gerbang masuknya dana repatriasi dapat jemput bola.
"Lakukan sosialisasi dan gathering ke seluruh Tanah Air," katanya.
Menurut dia, jika nasabah belum memahami tidak perlu ragu untuk bertanya kepada bank atau manajer investasi. Dengan begitu, wajib pajak dapat memilih mau diinvestasikan melalui apa uang tersebut jika sudah sampai di dalam negeri.
"Kalau di bank kan pasti menawarkan produk atau instrumen keuangan yang banyak. Bank juga menerima penitipan dan uang dikelola oleh bank. Ini penting diketahui karena variasi investasi juga bisa beragam," katanya.
Selain itu, jenis investasi pasar modal di Indonesia juga menawarkan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan negara lain.
"Saham memang harganya berfluktuasi tapi saham di Indonesia lebih baik. Lima tahun terakhir return di Indonesia sekitar 4%-20%. Obligasi Pemerintah, swasta, dan sukuk juga bisa untuk berinvestasi," katanya.
Selain itu, produk investasi yang juga menarik adalah reksadana. Bahkan, untuk jenis investasi ini tidak hanya bersifat satu singel saham tetapi portofolio sehingga return lebih tinggi," katanya.
Dia bilang, berdasarkan data OJK sejak lima tahun terakhir ini keuntungan yang ditawarkan oleh investasi reksa dana antara 7%-20%.
"Nantinya, reksadana ini dapat ditanamkan di proyek infrastruktur di Indonesia. Ini alternatif yang sangat menarik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News