kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Optimalkan penyaluran dana PEN, bank gandeng fintech


Senin, 12 Oktober 2020 / 20:03 WIB
Optimalkan penyaluran dana PEN, bank gandeng fintech
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor cabang BNI Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Himbara terus mendorong penyaluran kredit dari penempatan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang diberikan pemerintah. Berbagai upaya dilakukan bank untuk mengoptimalkan penyaluran kredit tersebut termasuk dengan menggandeng platform digital atau fintech peer to peer landing (P2P).

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sudah berkolaborasi dengan Grab, Gojek, Tokopedia dan Shopee untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari penempatan dana PEN. Tahap pertama, bank ini menerima dana PEN sebesar Rp 5 triliun dan kemudian mendapatkan tambahan Rp 2,5 triliun tahap kedua. 

Sis Apik Direktur Hubungan Kelembagaan BNI mengatakan, kerjasama dengan platform digital dan e-commerce tersebut bukan channeling. BNI hanya mendapatkan data mitra platform tersebut yang memang membutuhkan dukungan permodalan. "Ini bukan channeling karena BNI yang eksekusi langsung ke mitra atau para pelapak di platform tersebut untuk diberikan  kredit," katanya pada KONTAN, Senin (11/10).

Baca Juga: BCA menjual dua reksadana Schroders

Kerjasama untuk penyaluran dana PEN dengan keempat platform tersebut dimulai sejak 23 September. Terhitung sejak saat ini, BNI sudah menyalurkan KUR Rp 65 miliar kepada mitra dari empat platform itu. Sementara hingga 25 September 2020,  BNI sudah menyalurkan kredit dari dana PEN sebesar Rp 18,47 triliun ke lebih dari 75.000 debitur. 

Sis bilang, pemerintah terus mendorong upaya pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu, agar ekspansi kredit dapat berjalan dengan masif, salah satunya dengan melibatkan perbankan dengan bekerjasama dengan fintech.

Menurutnya potensi penyaluran kredit dari mitra platform digital itu sangat besar. Sementara untuk kerjasama dengan fintech P2P masih dalam tahap penjajakan. Potensi kerjasama dengan fintech ini tetap terbuka namun membutuhkan waktu untuk koordinasi skema kerjasama dan integrasi sistem. "Saat ini kami melakukan penjajakan dengan Amartha, Tani Fund, Crowde, Danapala, Dompet Kilat," tambah Sis Apik. 

Adapun Bank Mandiri telah berhasil menjalin kerjasama dengan fintech P2P.  Pada awal September lalu, perseroan telah meneken kerjasama dengan PT Investree Radhika Jaya untuk mengoptimalkan penyaluran dana PEN.

Dalam sinergi ini, dana PEN dari Bank Mandiri akan disalurkan kepada UKM melalui platform Investree pada periode Juli hingga September 2020. Sinergi ini dilakukan dengan mekanisme channeling. Bank Mandiri sebagai lender atau pemberi pinjaman institusi, tetap dapat menentukan para penerima dana PEN melalui platform Investree.

Baca Juga: Bukopin Syariah dilirik asing, Bukopin pastikan akan suntik modal tahun ini

Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan, Investree memiliki sistem credit scoring yang modern dan akurat sehingga dapat membantu Bank Mandiri dalam memetakan UKM yang memang membutuhkannya. Adrian mengklaim sistem credit scoring ini sangat andal dan telah teruji dalam menyeleksi dan memilih UKM-UKM yang potensial. Hal tersebut dapat dilihat hingga saat ini, angka tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman (TKB) 90 Investree masih mendekati 100%.

“Kami optimis Investree mampu mendukung proses penyaluran dana PEN secara cepat dan tepat sasaran serta mendukung lebih banyak UKM dengan senantiasa melangsungkan kolaborasi strategis dengan rekan-rekan di ekosistem digital seperti platform e-procurement, B2B marketplace, perusahaan agroteknologi, dan logistik berbasis teknologi,” kata Adrian baru-baru ini.

Sementara Executive Vice President Bank Mandiri, Agus Haryoto Widodo menambahkan sinergi ini merupakan inisiatif Bank Mandiri untuk memperluas akses PEN melalui sarana digital sehingga dapat terbentuk digital ekosistem pelaku UKM. Menurutnya, inisiatif seperti itu sangat efektif di masa pandemi ini untuk mempercepat penyaluran PEN serta menjangkau pelaku UKM yang lebih luas, termasuk non nasabah. 

Selanjutnya: Segera merger, total aset bank syariah dan UUS BUMN mencapai Rp 245,8 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×