Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pinduit Teknologi Indonesia alias Pintek mengaku bisnisnya mulai terdampak oleh pandemi covid-19. Terlebih, sejak ditetapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah. Hal itu dikarenakan tak sedikit dari tempat kursus offline yang diharuskan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara online.
Co-Founder sekaligus Direktur Utama Pintek Tommy Yuwono mengatakan, karena adanya penurunan jumlah siswa yang mengambil kursus, pengajuan pinajaman untuk biaya kursus pun terus berkurang. Namun, pihaknya memprediksi pada Kuartal III bisnisnya akan mengalami peningkatan seiring dengan pendaftaran sekolah maupun universitas.
Baca Juga: Hingga April, pengguna layanan digital MTF GO capai 11.737 pengguna
“Pintek memprediksi pada Kuartal III pengajuan pinjaman kembali meningkat karena pendaftaran sekolah dan universitas sudah lebih matang dengan kejelasan kapan siswa dan mahasiswa akan memulai tahun ajaran baru, yakni biasanya antara Juli dan Agustus,” kata Tommy kepada Kontan Rabu, (13/5).
Tommy menambahkan, di tengah situasi saat ini pihaknya menilai kebutuhan untuk mencicil biaya semester dan uang pangkal akan meningkat. Oleh karenanya, Pintek bersiaga untuk memenuhi peningkatan permintaan tersebut.
Tak hanya itu ia juga menambahkan, dalam kebutuhan pendanaan bagi lembaga pendidikan, Pintek juga menilai ada potensi peningkatan dalam memenuhi kebutuhan perangkat. Hal itu seperti internet dan laptop yang kerap dibutuhkan oleh institusi pendidikan guna melaksanakan pembelajaran online.
Perlu diketahui, dalam mempertahankan bisnis di tengah pandemi, Pintek turut melakukan beberapa strategi. Tommy bilang, pihaknya akan memfasilitasi restrukturisasi jika diperlukan.
Baca Juga: Di tengah pandemi, Modal Rakyat catat salurkan pinjaman Rp 282,51 miliar
Sedangkan kepada peminjam baru, pihaknya akan mengusahakan ketersediaan dana seperti kebutuhan modal kerja dan untuk pengadaan, khususnya pengadaan belajar online. “Saat ini ada beberapa borrower yang telah mengajukan restrukturisasi, namun jumlahnya tidak terlalu banyak,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News