Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Beberapa bank menengah dan kecil pada kuartal II tahun ini berusaha meningkatkan kinerja. Hal ini disebabkan karena pada awal tahun 2017 ini, kinerja bank yang masuk dalam kelompok BUKU I dan II tersebut masih belum terlalu bagus.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2017, laba bersih kelompok bank BUKU I (modal inti di bawah Rp 1 triliun) mengalami penurunan 9,14% secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar Rp 318 miliar. Sedangkan dari sisi kredit kelompok BUKU II (modal inti antara Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun) mencatat pertumbuhan relatif stagnan yaitu di angka 6,3% yoy.
Dody Arifianto, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) mengatakan kinerja kelompok bank BUKU I dan II yang tidak terlalu bagus disebabkan karena efek dari perlambatan ekonomi.
“Selain itu kinerja kelompok BUKU I dan II yang tidak terlalu bagus di awal 2017 karena ada beberapa bank yang naik kelas ke BUKU lebih tinggi karena merger,” ujar Dody kepada KONTAN, Rabu (3/5).
Sampai Februari 2017 tercatat dari 115 bank di Indonesia, sebanyak 86 di antaranya masuk sebagai kelompok bank BUKU I dan BUKU II. Namun dua kelompok bank ini hanya menguasai sebesar 14,4% pangsa pasar penyaluran kredit.
Akibat kinerja yang tak trlalu bagus itu, membuat pangsa pasar kredit bank menengah kecil terus tergerus. BUKU I misalnya mengalami penurunan pangsa pasar kredit sebesar 1,52% dalam tiga tahun terakhir. Sedangkan BUKU II mencatat penurunan pangsa pasar kredit sebesar 4,62% dalam tiga tahun terakhir.
Sebanyak 81,4% pangsa pasar kredit dikuasai oleh kelompok bank BUKU III dan BUKU IV. Padahal jika dilihat dua kelompok BUKU ini hanya berjumlah 29 dari total jumlah bank di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News