kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Modal Tertekan, Imbal Hasil Unitlink Ikut Lesu


Minggu, 10 Juli 2022 / 14:53 WIB
Pasar Modal Tertekan, Imbal Hasil Unitlink Ikut Lesu
ILUSTRASI. Imbal hasil dari produk unitlink turut terkena dampak kenaikan inflasi global./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan inflasi global terus membayangi kondisi pasar modal di Indonesia. Imbal hasil dari produk unitlink turut terkena dampaknya.

Imbal hasil unitlink dari semua fund kompak melanjutkan tren koreksi. Imbal hasil unitlink saham mengalami koreksi paling besar di bulan Juni 2022 sekitar 5,49%, mengikuti IHSG yang juga turun 3,32% di bulan itu, berdasarkan data Infovesta.

Alhasil, secara ytd, imbal hasil unitlink saham berada di posisi negatif 3,22%. Padahal, bulan sebelumnya, imbal hasil unitlink saham masih berada di posisi positif 1,12%.

Selanjutnya, unitlink campuran menjadi yang terbesar kedua dengan turun 2,96% di bulan yang sama dan secara ytd juga negatif 1,57%. Sementara, unitlink pendapatan tetap turun tipis 0,47% sehingga membuat produk tersebut masih bertahan di posisi negatif 1,78% ytd.

Baca Juga: Industri Asuransi Jiwa Gencar Mengelola Investasi

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan koreksi imbal hasil unitlink ini akibat kenaikan inflasi dan proyeksi kenaikan suku bunga. Ditambah, ada kehawatiran pembatasan pembatasan akibat Covid-19 yang lebih ketat sehingga membuat IHSG dan obligasi terkoreksi.

“Yang menarik unitlink pasar uang juga negatif, ini artinya karena memang tidak ada kebutuhan likuiditas yang besar,” ujar Wawan kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Meski dalam dua bulan berturut-turut imbal hasil unitlink terkoreksi, Wawan masih optimistis ada peluang rebound yang masih terbuka, khususnya untuk unitlink yang berbasis saham dan pasar uang.

Ini diharapkan didorong oleh laporan keuangan beberapa emiten di periode kuartal kedua yang kemungkinan masih melanjutkan tren perbaikan. Serta didukung juga oleh harga komoditas yang masih stabil tinggi.

“Untuk hasil yang lebih pasti disarankan pendapatan tetap meski proyeksi imbal hasil kan lebih kecil dari yang saham,” imbuh Wawan.

Dari sisi pemain, Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan bilang unitlink pendapatan tetap masih paling banyak dipilih oleh nasabah. Sepanjang tahun 2022, Eben bilang pertumbuhan nasabah yang memilih unitlink pendapatan tetap bisa sekitar 15% hingga 20%. 

Baca Juga: Imbal Hasil Unitlink Turun di Mei 2022, Ini Penyebabnya

Tak bisa dipungkiri, produk unitlink pendapatan tetap BNI Life memang masih mampu memberikan imbal hasil di atas rata-rata. Misalnya, produk Dana Mantap 5, 6, dan 10 yang rata-rata memberikan imbal hasil di atas 4%.

Eben pun menambahkan bahwa saat ini produk unitlink masih banyak diminati meskipun adanya peraturan OJK terbaru yang mengatur ketat produk ini. Namun, kinerja unit link BNI Life mengalami sedikit penurunan sebesar 4,7% yoy, senilai Rp 742,5 miliar. 

“Penjualan produk unitlink terkait dengan adanya POJK yang baru tersebut sampai saat ini belum memberikan dampak yang signifikan terhadap penjualan produk unitlink,” ujar Eben.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×