Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk asuransi saving plan masih jadi perbincangan hangat pasca PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menunda pembayaran polis jatuh tempo ke nasabah. Meski demikian, minat masyarakat terhadap produk asuransi berbasis investasi tidak berkurang bahkan diperkirakan justru bertambah di 2020.
Pengamat Asuransi Irvan Rahardjo memperkirakan peminat produk ini tetap ramai karena walaupun berisiko tinggi tetapi menawarkan jaminan bunga yang menggiurkan. Bahkan, banyak pihak yang menikmati rantai suplai produk saving plan hingga ke end user.
“Mulai dari pemberian cash back ke nasabah, kemudian agen mendapatkan fee dari bank mitra. Serta pemberian komisi ke pihak ketiga, komisi broker, dan biaya administrasi asuransi,” kata Irvan kepada Kontan.co.id, Selasa (7/1).
Dengan berbagai kelebihan itu, bank mitra sebagai agen penjual kian agresif memasarkan produk ini ke nasabah prioritas perbankan. Sebab, mereka mempunyai target fee base income serta nasabah yang harus dipenuhi.
Walaupun begitu, ia meminta nasabah tidak mudah tergiur dengan imbal hasil tinggi. Dengan tetap mempertimbangkan imbal hasil minimal setingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), serta menghindari investasi pada saham-saham lapis tiga berkinerja dan fundamental buruk.
Perkuat mitigasi risiko
Tahun lalu, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia meluncurkan produk saving plan bertajuk Perfecto, yang memberikan manfaat simpanan dana berbentuk dollar sekaligus perlindungan jiwa. Produk ini memberikan imbal hasil dalam dollar Amerika Serikat (AS) yang dijamin hingga 2,5% per tahun.