Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyeret turun prospek dua bank nasional dari stabil menjadi negatif. Keduanya adalah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dan PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta.
Revisi turun prospek Bank Muamalat dan Bank DKI ini dikarenakan penurunan kualitas aset dan tren pembiayaan dalam perhatian khusus yang meningkat. Tidak hanya itu, Pefindo menilai, ada tekanan profitabiltias di salah satu bank di antaranya.
Dyah Puspita Rini, Analis Pefindo mengatakan, pihaknya mengamati pelemahan lebih lanjut dari profil kualitas aset karena kurangnya manajemen risiko yang dilakukan Bank Muamalat. “Nonperforming finance/NPF (rasio pembiayaan bermasalah) Bank Muamalat mencapai 6,5% pada April 2015. Melesat dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 1,5%,” ujarnya, Selasa (13/10).
Lebih parah lagi, pembiayaan dalam perhatian khusus alias special mention loan mekar hingga 22% pada periode yang sama. “Kami melihat, angka ini tinggi sekali. Bahkan, sampai laporan buku pada Agustus 2015, kami belum melihat adanya perbaikan yang berarti,” terang dia.
Menurut Dyah, kenaikan NPF dan SML lantaran Bank Muamalat terlalu agresif menyalurkan pembiayaan dalam lima tahun terakhir. Rata-rata pertumbuhan pembiayaannya mencapai 30% per tahun. Selain itu, banyak eksposur pembiayaan mengalir ke sektor pertambangan, yaitu mencapai 60%.
Padahal, seperti diketahui, harga komoditas pertambangan, terutama harga batu bara yang menjadi konsentrasi Bank Muamalat terus turun. “Pefindo dapat merevisi prospek menjadi stabil kembali jika Bank Muamalat mampu memperbaiki profil risiko keuangan mereka,” imbuh dia.
Setali tiga uang, prospek Bank DKI juga direvisi menjadi negatif dari sebelumnya stabil. Imelda Rusli, Analis Pefindo menambahkan, tren kredit macet dan pembiayaan dalam perhatian khusus di Bank DKI juga mengalami peningkatan. Nonperforming Loan/NPL dan SML Bank DKI tercatat 7,3% dan 5,2% pada Juni 2015.
“Peringkat Bank DKI dapat diturunkan jika bank daerah tersebut tidak dapat melakukan perbaikan yang berarti pada profil kualitas asetnya yang memperlemah posisi risiko keuangan perseroan,” pungkasnya. Asal tahu saja, Pefindo sendiri menyematkan peringkat perusahaan dengan idAA-.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News