Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemain financial technology (Fintech) berbasis pinjam-meminjam atau peer to peer lending optimistis minat pemberi pinjaman alias lender asing untuk berinvestasi di Indonesia bisa terus bertambah seiring waktu.
Ambil contoh, PT Investree Radhika Jaya (Investree) yang juga yakin ketertarikan asing pada perusahaannya diproyeksikan bisa bertambah hingga dua kali lipat di akhir tahun nanti.
Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan, saat ini investree memiliki lender sebanyak 30.000 orang dengan jumlah 20.000 lender aktif yang bertransaksi. Dari angka itu, jumlah lender asing baru menyumbang di bawah 5%.
"Akan meningkat estimasi dua kali lipat dari sisi jumlah lender. Namun lokal masih akan tetap mendominasi," kata Adrian kepada Kontan.co.id, akhir pekan lalu.
Pun demikian dengan Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya yang menyebutkan porsi lender asing masih belum sebesar investor lokal. Setidaknya kata Reynold dari jumlah investor yang terdaftar sebanyak 50.000 ada sumbangsih lender asing hampir 10%.
"Untuk lender asing kami tidak ada target, yang penting ada balance. Kami sangat senang bisa menarik uang asing masuk ke Indonesia. Buat kami cukup membanggakan," kata Reynold
Namun di sisi lain, Akseleran bilang pihaknya masih akan memfokuskan investor dalam negeri meskipun tak memungkiri minat asing memang besar.
"Ada beberapa yang cukup tertarik. Namun karena masalah pajak warga negara asing (WNA) akan cukup susah untuk kita bantu hitungkan, maka kita mau fokus dulu ke yang domisili indonesia," kata Christopher Gultom, Direktur Akseleran
Sampai akhir Mei 2018, Akseleran sudah menyalurkan pembiayaan Rp 53 miliar sampai 54 miliar. Sedangkan jumlah membernya sudah mencapai sekitar 15.000 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News