Reporter: Vina Destya | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai pembayaran digital di ASEAN diproyeksikan mencapai US$ 1 triliun pada tahun 2025 mendatang. Sementara itu, jumlah startup Fintech juga telah meroket dari 200 startup di tahun 2015, per tahun 2022 sudah meningkat menjadi 2.000 startup.
Ketua ASEAN-Business Advisory Council Arsjad Rasjid mengatakan, pencapaian tersebut tentunya menyoroti potensi transformatif fintech di wilayah ASEAN, di mana fintech muncul sebagai kekuatan yang ampuh untuk mendorong inklusi keuangan dengan menyediakan layanan keuangan yang terjangkau dan mudah diakses oleh unbanked.
Pengusaha UMKM dan warga negara ASEAN yang memiliki akses jarak jauh kini juga belajar menggunakan platform digital untuk mendapatkan akses ke layanan keuangan.
Baca Juga: OJK Beri Surat Peringatan kepada 26 Fintech, Ini Alasannya
Arsjad juga mengatakan bahwa saat ini masih banyak PR yang perlu di lakukan melihat bahwa kawasan ASEAN juga memiliki peluang yang besar.
“Oleh karena itu, saya ingin mengajak AFPI dan Anda sekalian hadir di sini untuk bekerja sama dalam memajukan industri Fintech di kawasan ASEAN,” ajak Arsjad.
Asal tahu saja, kawasan ASEAN telah mencapai kemajuan signifikan dalam inklusi keuangan selama beberapa dekade terakhir, di mana pada tahun 2021 jumlah orang dewasa yang memiliki rekening bank mencapai 268 juta, sedangkan di tahun 2011 masih mencatatkan sebanyak 190 juta.
Arsjad Rasjid menyampaikan bahwa rekening uang seluler di kawasan ASEAN juga meningkat cukup signifikan.
“Melonjak dari 70 juta pada tahun 2016 menjadi 350 juta di tahun 2021,” ujar Arsjad dalam ASEAN BAC Fintech Roundtable Luncheon 2023 di Jakarta, Kamis (6/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News