Reporter: Ferry Saputra | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menyebut potensi ekonomi keuangan digital di Indonesia masih begitu besar ke depannya.
Direktur Pemasaran, Komunikasi, dan Pengembangan Masyarakat Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Abynprima Rizki mengatakan berdasarkan data South East Asia Google, Temasek, and Bain & Company nilai ekonomi digital di Indonesia sudah mencapai US$ 220 miliar dan akan makin bertambah setiap tahun.
“Mencapai US$ 390 miliar pada 2030. Memang potensi ekonomi keuangan digital masih luas,” katanya dalam konferensi pers Open Finance Summit 2023, Rabu (21/6).
Oleh karena itu, Abynprima berharap semua pelaku industri jasa keuangan dapat berkolaborasi dalam meningkatkan daya saing sehingga ekonomi digital di Indonesia dapat terus tumbuh. Dia menyebut juga dibutuhkan kolaborasi dari perbankan hingga layanan keuangan lain untuk memberikan layanan open API kepada masyarakat.
Baca Juga: Soal Tren Penyaluran Pendanaan Bagi Industri Fintech ke Depan, Begini Kata AFPI
"Jadi, semoga Open Finance Summit dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik lagi,” ungkapnya.
Abynprima juga tak memungkiri adanya tantangan yang dihadapi ekonomi keuangan digital di Indonesia bercermin dari indeks inklusi dan literasi keuangan yang sebesar 85,10% dan 49,68%. Menurut dia, gap atau jarak tersebut menjadi suatu tantangan penting bagi pelaku industri keuangan.
“Khususnya dalam meningkatkan keuangan digital, termasuk fintech, dengan menjaga digital trust,” katanya.
Oleh karena itu, AFTECH juga terus mendorong tata kelola anggota untuk dapat memenuhi mandatnya bagi seluruh perusahaan fintech di Indonesia. Mereka juga terlibat dalam berperan mengawasi, memonitor, mendorong sinergi, dan kolaborasi seluruh pelaku industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News