Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam masa pandemi Covid-19, layanan pembayaran digital menjadi andalan masyarakat. Hal ini juga menjadi momentum yang tepat bagi pelaku usaha untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat pembayaran yang baru.
Menjawab kebutuhan yang semakin tinggi, Mastercard pun terus mengembangkan teknologi dan layanan agar dapat memenuhi kebutuhan seluru pengguna. Mastercard juga sudah menjalin kerjasama dengan beberapa pihak untuk mendorong teknologi digital sebagai alat pembayaran, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Director and Head of Account Management PT Mastercard Indonesia Arief Kusuma mengatakan, beberapa kerjasama yang sudah dijalankan saat ini mencakup kemudahan layanan sekaligus peningkatan keamanan bertransaksi.
Baca Juga: Kurangi dampak corona, Mastercard lewat Wahana Visi Indonesia salurkan program BaNTu
Salah satu mitra Mastercard antara lain Ethoca, jaringan terbesar di dunia yang memungkinkan kolaborasi antara bank penerbit kartu dengan e-commerce merchant. "Ini bisa mengurangi chargeback, mengembalikan biaya yang tidak penting, dan memungkinkan transaksi yang lebih besar," ujarnya dalam video conference di Jakarta, Senin (10/8).
Selain itu, Mastercard juga telah menerapkan teknolgi automatic billing updates (ABU) yang memungkinkan pihak penerbit kartu untuk secara efisien mengomunikasikan perubahan nomor rekening atau pembaruan tanggal kadarluasa untuk mengurangi penolakan yang dapat dihindari dengan credential on file dan pembayaran merchant yang berulang.
Nah, kata Arief, pada bulan Maret 2020 lalu Mastercard juga telah berinvestasi di putaran pendanaan seri B untuk perusahaan induk fintech Indonesia Digiasia. "Selain investasi finansial dari Mastercard, Digiasia juga akan memperoleh keuntungan dengan dapat memanfaatkan jaringan perbankan, bisnis dan keahlian keamanan siber kami," katanya.
Keamanan siber juga menjadi prioritas utama Mastercard. Mastercard juga sudah bekerjasama dengan RiskRecon selaku penyedia solusi kecerdasan buatan dan analisa data untuk meningkatkan kapabilitas dan infrastruktur keamanan siber.
Lalu, ada juga pegoptimalan fitur dari verifikasi identitas antara lain dengan memanfaatkan autentikasi dengan OTP, biometrik dan lain-lain untuk transaksi yang berisiko tinggi. Serta kerja sama dengan Brighterion, untuk menghadirkan platform kecerdasan buatan untuk memperketat keamanan data. "Kami sudah keluarkan US$ 200 juta untuk akuisisi dan membeli teknologi. Kami ingin pengamanan yang tinggi," kata Arief.
Navin Jain, Country Manager PT Mastercard Indonesia menambahkan, ke depan pihaknya akan terus mendorong dan memperluas bisnis dengan utamanya merangkul pelaku UKM. Sejauh ini, di Indonesia sendiri jumlah pemegang kartu Mastercard menurutnya sudah berjumlah lebih dari 60 juta kartu. "Secara global memang ada target Mastercard, kami ingin dorong penambahan merchant. Tentunya harus ada kerjasama dengan regulator dan pihak bank untuk mencapai target global itu," katanya.
Baca Juga: Tingkatkan keamanan pengguna, begini strategi Mastercard
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News