Reporter: Riendy Astria | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Intan Baruprana Finance (IBF) sampai akhir 2011 berhasil menggenjot pembiayaan alat berat hingga 124,26% atau menjadi Rp 989 miliar. Sebelumnya, di 2010, anak perusahaan PT Intraco Penta Tbk (INTA) ini hanya berhasil menyalurkan pembiayaan alat berat sekitar Rp 441 miliar.
Presiden Direktur IBF Fred L. Manibog menyebutkan, tingginya penyaluran pembiayaan alat berat di tahun lalu didorong oleh tingginya permintaan alat berat dari industri pertambangan, khususnya batubara dan nikel.
"Porsi pembiayaan alat berat untuk industri pertambangan, khususnya batu bara dan nikel capai 80% dari total keseluruhan pembiayaan yang disalurkan IBF," kata Fred yang sekaligus menjabat Direktur Keuangan INTA dalam keterangan persnya, Minggu (15/1).
Adapun untuk tahun ini, Fred tetap optimis akan mengulang keberhasilan dalam penyaluran pembiayaan alat berat. Menurutnya, pasar alat berat di Indonesia masih cemerlang di tahun ini, ditambah dengan meningkatnya permintaan batubara dan nikel. "Ini membuat bisnis pembiayaan alat berat semakin positif," jelasnya.
Mengenai pembiayaan syariah, sampai akhir 2011, penyaluran pembiayaan meningkat sebesar 378,40% menjadi Rp 728 miliar dari tahun sebelumnya Rp 152 miliar. Kemudian, porsi pembiayaan syariah dibandingkan konvensional juga meningkat dengan pesat hingga mencapai sekitar 70% dari total pembiayaan di 2011 dibanding tahun sebelumnya yang masih di bawah 50%.
"Kami melihat respon positif dari nasabah soal pembiayaan syariah ini. Tahun depan kami targetkan bisa tumbuh lagi lebih dari 50%," jelas Fred.
Seperti diketahui, untuk menunjang bisnis pembiayaan alat beratnya, IBF memiliki dua skema pembiayaan, yakni konvensional dan syariah. Sampai akhir Desember 2011, aset IBF adalah sekitar Rp 1,38 triliun dan saat ini IBF juga sedang menyiapkan untuk IPO di 2013 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News