Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perusahaan pembiayaan alat berat masih menghadapi tantangan tahun ini. Geliat pembangunan infrastruktur belum mampu membangkitkan kinerja yang tengah melandai.
Direktur Utama PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) Suwandi Wiratno Siahaan mengaku masih kesulitan menggenjot kinerja pembiayaan alat berat. Sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini, perusahaan hanya mencatatkan pembiayaan baru (new booking) sebesar Rp 1 triliun. Angka ini baru 80% dari target pembiayaan hingga Juli 2016.
Melihat tantangan yang belum surut, pihaknya merevisi target pembiayaan hingga akhir tahun ini dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 1,6 triliun.
"Pembiayaan alat berat sektor pertambangan masih berat. Saat ini kami lebih banyak membiayai mesin-mesin produksi. Nilainya tidak sebesar pembiayaan alat berat sektor pertambangan," jelas Suwandi kepada KONTAN.
Suwandi melihat harga komoditas batubara mulai menanjak sepanjang Juli. Pihaknya berharap kenaikan ini bisa konsisten. Sebab, pembiayaan alat berat di sektor pertambangan memegang peranan penting bagi denyut nadi perusahaan.
Selama harga komoditas anjlok, pihaknya mencoba melirik peluang pembiayaan lain seperti pembiayaan mesin-mesin produksi dan kendaraan roda empat baik mobil baru maupun mobil bekas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News