kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan Bersama Bank Jago dan BFIN Terus Meningkat


Kamis, 23 Februari 2023 / 22:36 WIB
Pembiayaan Bersama Bank Jago dan BFIN Terus Meningkat
ILUSTRASI. Head of Sharia Business Bank Jago, Waasi B. Sumintardja saat peluncuran deposito syariah di Jakarta, Kamis (2/2).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jago Tbk (ARTO) diperkirakan bakal semakin ekspansif dalam menyalurkan kredit tahun ini. Salah satunya melalui kerja sama joint financing atau pembiayaan bersama dengan PT BFI Finance Tbk (BFIN). Kerja sama tersebut dinilai akan semakin menguatkan fundamental bisnis bank digital besutan bankir senior Jerry Ng itu.

 
Prediksi tersebut berasal dari kehadiran Jerry Ng sebagai salah satu pemegang saham pengendali BFIN, bersama Trinugraha Capital. Setelah mengumumkan voluntary tender offer (VTO) pada awal Januari 2022, proses fit and proper test baru kelar pada akhir 2022.  
 
Sejauh ini kolaborasi antara Bank Jago dengan BFI Finance pun sudah mulai tampak. Dalam laporan keuangan tahun 2022, BFI Finance menyebut telah bekerja sama dengan Bank Jago dengan skema pembiayaan bersama.
 
BFI Finance tercatat telah menandatangi perjanjian kerja sama joint financing dengan Bank Jago pada 5 Agustus 2021 dengan nilai sebesar Rp 150 miliar. Namun pada  25 Maret 2022, jumlah fasilitas pembiayaan bersama tersebut meningkat dua kali lipat menjadi Rp 300 miliar.
 
Dalam keterangan perusahaan, porsi fasilitas pinjaman yang akan disalurkan untuk konsumen dari masing-masing pihak berkisar 10% dari BFI Finance dan 90% dari Bank Jago. Sementara nilai pembiayaan bersama Bank Jago dan BFI Finance mencapai Rp 103 miliar per akhir 2022.
 
Raditya Krishna Pradana, Analis Kanaka Hita Solvera, menilai positif kolaborasi antara Bank Jago dan BFI Finance tersebut. Menurut dia dengan skema joint financing, BFIN dan Bank Jago sama-sama menangguk untung.
 
Khusus untuk Bank Jago, menurut Radit, skema joint financing ini mendorong pertumbuhan kredit dengan yield yang menarik dan kualitas yang baik, tanpa harus terkendala Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Karena, bagaimanapun, BFI Finance terafiliasi dengan Bank Jago lewat pengendalinya. Jadi skema ini akan jauh lebih fleksibel.
 
“Baik Bank Jago maupun BFI Finance juga dapat memanfaatkan peluang dari permintaan sector otomotif seperti mobil yang resilien sehingga skema joint financing ini menjadi semakin menarik” kata Radyatia, Kamis (23/2).
 
Lebih lanjut, Radit juga memberikan penjelasan terkait potensi keuntungan yang didapat oleh Bank Jago nantinya melalui skema pembiayaan ini. Menurut hitungannya, pendapatan bunga BFIN tahun 2022 mencapai Rp 5 triliun dengan pembiayaan mencapai hampir Rp20 triliun. Artinya yield pembiayaan bisa lebih dari 20%, apalagi sektornya konsumen. 

“Kalau fasilitas pembiayaan dimaksimalkan maka Bank Jago berpeluang mendapatkan pendapatan bunga Rp 70 miliar- Rp90 miliar, ini termasuk besar untuk kategori small-bank seperti Bank Jago” katanya.
 
Terkait dengan risiko, Radit lebih menyoroti aspek kualitas aset. Menurutnya sejauh ini kualitas asset BFIN tergolong baik sehingga risiko dari skema joint financing menjadi lebih terukur.

“Rasio pembiayaan macet BFIN itu per Desember 2022  hanya 1%. Ini bahkan lebih rendah dari rasio kredit macet perbankan yang masih di atas 2%. Harapannya dengan kualitas asset dari pembiayaan yang baik, beban pencadangan untuk keduanya bisa diminimalkan sehingga tidak menggerus laba, apalagi ruang pertumbuhan Bank Jago terutama masih ada.” pungkas Radit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×