kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.345   51,00   0,31%
  • IDX 7.376   63,89   0,87%
  • KOMPAS100 1.043   6,90   0,67%
  • LQ45 788   2,51   0,32%
  • ISSI 247   3,83   1,58%
  • IDX30 408   0,79   0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -0,36   -0,08%
  • IDX80 118   0,76   0,65%
  • IDXV30 119   0,47   0,40%
  • IDXQ30 129   -0,07   -0,06%

Pembiayaan elektronik tumbuh pesat


Senin, 01 Agustus 2016 / 10:42 WIB
Pembiayaan elektronik tumbuh pesat


Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bisnis elektronik makin hidup. Lihat saja pembiayaan elektronik yang meningkat di sepanjang paruh pertama tahun ini meski perekonomian terbatuk-batuk.

Direktur Utama Spektra Darwan Tirtayasa mengatakan, pembiayaan baru (new booking) Spektra selama enam bulan pertama mencapai Rp 1,62 triliun. Angka ini tumbuh 17% dibandingkan periode sama tahun lalu. Lonjakan pembiayaan ini tidak terlepas dari naiknya permintaan kredit menjelang Hari Raya Lebaran sebesar 21%.

Selain itu, Spektra juga agresif dalam program pemasaran. "Jelang Lebaran, permintaan pembiayaan yang paling banyak berasal dari home appliances seperti kulkas dan mesin cuci. Rata-rata pembiayaan kami per customer Rp 3,7 juta," terang Darwan kepada KONTAN, Jumat (29/7).

Dari total portofolio Spektra, pembiayaan elektronik home appliances dan gadget memiliki porsi 70% dari total pembiayaan. Sisanya merupakan pembiayaan furnitur.

Memasuki semester II-2016, optimisme Spektra justru kian meningkat. Padahal, menurut Darwan, belum ada tanda-tanda perbaikan daya beli, namun pihaknya tetap melakukan active marketing dan meningkatkan kerjasama dengan gerai terpilih. Saat ini, Spektra memiliki 41 jaringan, selebihnya menggunakan jaringan FIF Group.

Menjaga kualitas

Selain mencetak kuantitas pembiayaan yang moncer, kinerja positif Spektra juga di dukung oleh kualitas pembiayaan yang baik. Angka kredit macet atau non performing financing (NPF) lini usaha di bawah FIF Group ini relatif terkendali di bawah 2%.

Angka ini sedikit membaik dibanding bulan sebelumnya. Hal ini lantaran Spektra melakukan seleksi ketat. Hingga akhir tahun, Spektra mengincar target pembiayaan sekitar Rp 3 triliun.

Kinerja perusahaan pembiayaan elektronik lainnya yaitu Home Credit Indonesia juga bertumbuh. Hingga Juni 2016, perusahaan pembiayaan ini menorehkan pembiayaan sekitar Rp 702 miliar. Angka tersebut tumbuh berlipat dari periode sama tahun lalu yang senilai Rp 200 miliar.

Selama bulan Juni 2016 saja, Home Credit mencetak kredit Rp 145 miliar. Angka ini tumbuh tiga kali lipat dibanding Ramadan tahun lalu.

Meski begitu, NPF Home Credit terbilang cukup terkendali yaitu 0,88% per Juni 2016. "Peningkatan penjualan juga dipicu program promosi yang menarik bagi pelanggan," ujar CEO Home Credit Indonesia Jaroslav Gaisler.

Faktor lain yang mendorong pertumbuhan adalah perluasan layanan Home Credit di dua kota baru yakni Semarang dan Yogyakarta di kuartal I-2016.
Ke depan, perusahaan ini akan menambah tiga kota baru yaitu Malang, Denpasar dan Pekanbaru. Namun ini bukan kantor cabang melainkan kantor pelatihan (training) dan administratif.

Saat ini, portofolio pembiayaan Home Credit mengalir ke handphone dan gadget sebesar 66%. Sisanya pembiayaan alat-alat rumah tangga dan furniture.

Hingga akhir tahun 2016, Home Credit optimistis menggapai target kredit Rp 1,5 triliun. Ini lantaran Home Credit telah mengail 250.000 pelanggan baru hingga pertengahan 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×