Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melihat potensi bisnis pembiayaan emas di produk gadai dan cicil emas akan melonjak seiring seiring dengan Harga emas yang terus naik. Sampai September 2024, pembiayaan emas BSI telah mencapai Rp 10,86 triliun, atau tumbuh 60,52% secara tahunan (year on year).
Direktur Penjualan dan Distribusi BSI Anton Sukarna menyatakan, jumlah tersebut sudah mendekati target BSI yang sebesar Rp 11 triliun sampai akhir tahun 2024.
"Alhamdulillah ini NPF-nya (non performing financing) sebesar 0,00% artinya dari semua pembelian yang kita salurkan tidak ada satupun yang kemudian bermasalah. Produk ini adalah merupakan unik produk BSI yang memiliki potensi untuk tumbuh lebih besar lagi sehari dengan meningkatnya tren investasi emas," ungkap Anton saat paparan kinerja Kuartal II-2024 BSI, Selasa (29/10).
Lebih lanjut Anton menyatakan, di sisa waktu yang ada, BSI akan terus mendorong pertumbuhan cicil emas lebih baik lagi. Peningkatan pembelian emas terjadi karena trend kenaikan harga emas terutama di satu tahun terakhir yang sangat signifikan.
Baca Juga: Bank BSI Optimis Pembiayaan Dapat Tumbuh 12%-13% di Akhir Tahun
Target nasabah pembelian berbasis emas berasal dari Existing Customer, yang juga bundling dengan nasabah waiting list jamah haji dengan masa tunggu di bawah 15 tahun.
"Jadi emasnya nanti berfungsi untuk pelunasan dan ongkos mereka naik haji pada saat waktunya, dan dana haji mereka ditukar. Yang kedua adalah nasabah payroll BSI dan yang ketiga adalah nasabah prioritas sehingga bisa meningkatkan produk holding rasio nasabah-nasabah kita," ungkap Anton.
Nasabah dari kalangan Gen Z dan millenial sudah banyak yang melirik produk pembiayaan emas BSI, dengan porsi jumlah debitur hampir 33%.
Ke depannya, produk pembiayaan emas dan gadai emas BSI akan lebih digencarkan melalui BSI mobile dan juga referral dari BSI Agen serta penjualan offline dari seluruh kantor. Masyarakat bisa mengakses cicil emas dari gramasi kecil sehingga lebih terjangkau.
"Kita optimistis bisnis ini akan masih potensial dan insyaAllah akan terus bertunggu karena ini adalah salah satu media investasi yang murah dan terjangkau oleh masyarakat luas di Indonesia," ungkap Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News