Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan kendaraan baru industri multifinance mengalami kontraksi sejalan dengan lesunya pasar otomotif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pembiayaan kendaraan baru industri multifinance per Oktober 2025 sebesar Rp 230,36 triliun.
"Nilainya terkontraksi 3,64%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman dalam lembar jawaban RDK OJK, Rabu (17/12).
Agusman mengatakan kontraksi itu sejalan dengan revisi penjualan kendaraan baru oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) dan perlambatan pasar otomotif. Dengan demikian, menekan pembiayaan kendaraan baru hingga akhir tahun.
Baca Juga: Strategi Bank Woori Saudara Jaga Ketahanan Likuiditas di Tengah Fluktuasi Pasar
Asal tahu saja, seiring lesunya pasar otomotif, GAIKINDO akhirnya merevisi target penjualan mobil baru pada 2025 menjadi 780.000 unit. Berdasarkan kinerja secara kumulatif per Oktober 2025, GAIKINDO mencatat penjualan wholesale Januari 2025 hingga Oktober 2025 mencapai 635.844 unit, atau turun 10,6% secara Year on Year (YoY). Dari sisi retail, penjualan juga turun 9,6% YoY, menjadi 660.659 unit per Oktober 2025.
Lebih lanjut, Agusman memproyeksikan pembiayaan kendaraan pada tahun depan diperkirakan mengikuti dinamika pasar otomotif. Meskipun demikian, secara keseluruhan, industri multifinance diperkirakan tetap tumbuh positif pada 2026.
Dia bilang terdapat peluang pertumbuhan yang bisa dioptimalkan industri multifinance, terutama dari segmen kendaraan listrik dan inovasi produk pembiayaan. Selain itu, multifinance juga bisa memanfaatkan peluang dari pembiayaan modal kerja yang terus menunjukkan pertumbuhan positif.
Secara keseluruhan, pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance terus menunjukkan perlambatan sejak awal tahun ini. Berdasarkan data OJK terbaru per November 2025, piutang pembiayaan multifinance hanya tumbuh 0,68% secara YoY, dengan nilai sebesar Rp 505,3 triliun.
Mengenai hal itu, Agusman mengatakan perlambatan pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance tahun ini dipengaruhi dinamika perekonomian, termasuk penurunan penjualan kendaraan.
Baca Juga: OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Agribisnis Ngudi Luhur di Kabupaten Magelang
Selanjutnya: KPK Koordinasi dengan Kejagung Usai Tangkap Jaksa dalam OTT di Banten
Menarik Dibaca: 3 Zodiak Produktif! Ramalan Keuangan dan Karier Besok Jumat 19 Desember 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













