kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembiayaan syariah kalah bersaing


Selasa, 20 Juni 2017 / 11:30 WIB
Pembiayaan syariah kalah bersaing


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tantangan berat menghadang industri pembiayaan syariah. Pangkal masalahnya adalah aturan baru soal besaran uang muka untuk multifinance konvensional.

Pada akhir 2016, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Surat Edaran Nomor 47 dan 48 tahun 2016 yang mengatur besaran uang muka berdasarkan rasio kredit macet alias non performing financing (NPF). Merujuk beleid itu, perusahaan pembiayaan konvensional maupun syariah bisa menawarkan uang muka sama besar yakni paling kecil 5%. Asalkan, rasio kredit macetnya di bawah 1%.

Kondisi ini menyulitkan pemain pembiayaan syariah. Karena melihat sejarahnya, debitur cenderung memilih pembiayaan syariah besaran uang muka alias down payment (DP) lebih kecil.

Direktur Industri Keuangan Non Bank Syariah OJK Mochamad Muchlasin tak menampik potensi tersebut. Tapi, ia menilai, besaran uang muka yang setara tak serta-merta menghabisi potensi pembiayaan syariah.

Dia menyebut, sejak 2015 OJK sudah melakukan riset soal pembiayaan syariah. OJK yakin besaran uang muka bukan satu-satunya pertimbangan nasabah memilih pembiayaan. "Itu cuma salah satu faktor saja," kata dia.

Selebihnya, ada beberapa faktor lain yang masih bisa diandalkan perusahaan pembiayaan syariah. Seperti segmen pasar yang menginginkan pelayanan secara syariah dan tak bisa dimasuki multifinance konvensional yakni pembiayaan umrah.

Ini nampak dari kinerja pembiayaan syariah yang dalam tren positif. Sampai April 2017, outstanding pembiayaan berdasarkan prinsip syariah mencapai Rp 33,78 triliun, naik 7,7% dari akhir 2016. Jika digabung dengan pemain konvensional, outstanding pembiayaan sampai April 2017 naik 2,32% menjadi Rp 396,6 triliun. Dari hitungan ini, multifinance syariah mempunyai pangsa pasar 8,5%.

PT Adira Dinamika Multifinance memprediksikan penyaluran pembiayaan di segmen syariah turun 50% di tahun ini. Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli menyebut, tahun lalu Adira mencatatkan penyaluran pembiayaan Rp 8 triliun di segmen syariah. Di tahun ini, kemungkinan pembiayaan syariah hanya Rp 4 triliun.

Menurut Hafid, besaran uang muka jadi pertimbangan serius calon debitur. "Tahun lalu, pembiayaan syariah tumbuh pesat karena terbantu DP rendah," ungkap dia. Perubahan minat konsumen ini akan terjadi di paruh kedua. Agar kinerja tak kian melorot, Adira akan menggenjot kredit multiguna syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×