Reporter: Amanda Christabel | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menawarkan surat berharga negara (SBN) Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR010 mulai ditawarkan pada 21 Juni 2021. Meski begitu, SBR yang akan ditawarkan pekan depan ini diklaim tidak mempengaruhi Dana Pihak Ketiga (DPK), khususnya deposito di perbankan seiring tren penurunan suku bunga acuan.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, mencatat kenaikan deposito berjangka sebesar 12,2% year on year (yoy) menjadi Rp 193,6 triliun per Maret 2021. Sementara itu aset tumbuh 12,1% yoy menjadi Rp 1.090,4 triliun di akhir Maret 2021.
BCA berhasil membukukan kinerja yang kuat pada kuartal pertama di 2021. Current account and savings account (CASA) naik 15,4% yoy mencapai Rp 655,8 triliun, berkontribusi bagi kenaikan total dana pihak ketiga yang sebesar 14,6% yoy menjadi Rp 849,4 triliun.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan, BCA melihat minat masyarakat terhadap SBR010 akan tetap tinggi seiring produk ini sebagai pilihan investasi alternatif.
Baca Juga: Imbal hasil SBR010 disarankan sekitar 5,7%-5,8%, untuk menarik minat investor
“Kami mencermati bahwa penerbitan SBN memang mempengaruhi deposito perbankan namun demikian bukan menjadi sebuah ancaman karena dana yang dihimpun dari SBN akan kembali ke masyarakat atau sistem perbankan melalui belanja pemerintah,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (12/6)
Sementara itu, Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, untuk DPK, pihaknya berfokus mengumpulkan dana murah alias current account saving account (CASA).
“Saat ini secara tahunan masih tumbuh baik. Secara total DPK termasuk deposito flat yoy. Kami sudah memperhitungkan daya Tarik instrumen investasi lainnya bagi nasabah. CASA ditargetkan tumbuh sekitar 8%-10% tahun ini,” pungkas Lani.
Selanjutnya: SBN Ritel Terbaru Menarik Bila Bunga Dipatok di Atas 5,6%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News