kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemilik BPR mencemaskan cabang virtual


Selasa, 06 Desember 2011 / 09:16 WIB
Pemilik BPR mencemaskan cabang virtual
ILUSTRASI. Catat tanggalnya! Challenge Garena Free Fire X One-Punch Man segera dimulai


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Edy Can

JAKARTA. Gagal beradaptasi bakal tersingkir. Kalimat ini mungkin pas menggambarkan persaingan di bisnis bank. Tanpa perubahan strategi, pangsa pasar bank perkreditan rakyat (BPR) bakal tergerus bank umum yang menerapkan kantor cabang virtual alias branchless banking.

BPR merasa terancam, karena inovasi ini memungkinkan bank menjangkau nasabah hingga pelosok desa. Di sisi lain, bank tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk berekspansi. Bank cukup manfaatkan peritel di pelosok untuk melayani nasabah. Mereka semacam kepanjangan tangan bank.

Sementara, nasabah cukup menggunakan ponsel untuk berbagai transaksi, seperti penarikan, penyetoran, transfer, serta pembayaran tagihan. Nasabah tak perlu repot ke bank, cukup mendatangi rekanan itu. Kepraktisan ini bisa melemahkan daya saing BPR.

Di Indonesia, baru Bank Sinar Harapan yang mengimplementasikan konsep branch-less banking di Bali. Dalam merealisasikan ide itu, anak usaha Bank Mandiri ini menggandeng PT Axis Telekom Indonesia, dan International Finance Corporation (IFC), anak usaha Bank Dunia. Layanan ini resmi berjalan 28 November silam.

Bank umum lain siap menyusul Bank Sinar. Mereka akan bergerak setelah BI merampungkan aturan branchless banking. Mereka terpesona dengan jumlah pengguna ponsel di negeri ini yang diperkirakan 210 juta pelanggan.

Ketua Umum Perhimpunan BPR Indonesia (Perbarindo), Joko Suyanto mengaku, khawatir kehilangan nasabah di wilayah terpencil. Namun BPR tak punya pilihan selain meningkatkan layanan dan pemberian bunga menarik.

BPR juga harus mulai mencari celah kerjasama dengan bank umum yang melakukan branchless banking. "Kalau itu tuntutan pasar, kami akan arahkan ke sana," katanya, Senin (5/12).

Komisaris Utama BPR Bank Surya Yudha Rejasa Madukara Banjarnegara, Satriyo Yudiarto menambahkan, nasabah BPR bisa pindah ke layanan branchless banking, karena unggul dalam teknologi. Hanya bermodal ponsel, nasabah kecil bisa menikmati layanan standar bank umum.

Agar tidak tergilas, BPR di Jawa Tengah ini merayu nasabah dengan bunga simpanan tinggi. Saat bersamaan, BPR memberikan bunga kredit lebih murah bagi nasabah yang memiliki simpanan besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×