Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan non bunga perbankan sepanjang semester I 2021 tumbuh ciamik. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh pendapatan berbasis fee dan komisi (fee based income/FBI). Pertumbuhan ini diperkirakan masih akan terjaga sampai akhir tahun.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya, membukukan pendapatan non bunga Rp 16,3 triliun atau tumbuh 18,9% dibandingkan Juni 2020 (year on year/YoY). FBI BRI tumbuh 8,8% menjadi 8,16 triliun, pendapatan dari recovery kredit naik 36,4% menjadi Rp 4,2 triliun, dan keuntungan dari forex meningkat 37% menjadi Rp 850 miliar.
Sementara peningkatan fee based income terutama ditopang pertumbuhan komisi terkait asuransi sebesar 86,2% YoY menjadi Rp 327 miliar, komisi transaksi e-channel naik 15,7% menjadi Rp 3,43 triliun, administrasi kredit tumbuh 21,1% menjadi 880 miliar.
Administrasi penempatan dana tumbuh 6% menjadi Rp 2,17 triliun, trade finance dan bisnis internasional tumbuh 4,9% menjadi 816 miliar, sedangkan fee dari non e-channel turun 69,4% menjadi Rp 136 miliar.
Baca Juga: Piutang pembiayaan sejumlah multifinance terkerek permintaan kredit mobil
Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, pihaknya BRI optimis mampu mencatatkan pendapatan non bunga tumbuh tetap positif hingga akhir tahun. "FBI BRI akan dijaga pada level 8%," katanya pada KONTAN, Selasa (10/8).
Penopang utama pertumbuhan FBI BRI yakni transaksi e- channel dan ini akan berlanjut. Kontribusi e-channel ini menyumbang 42% terhadap total pendapatan berbasis fee dan komisi perseroan.
PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan pendapatan non bunga secara konsolidasi sebesar Rp 15,94 triliun atau tumbuh 17,3 % YoY. Pendapatan non bunga inti perseroan naik 10,9% YoY menjadi 10,24 triliun, pemulihan kredit meningkat 34,2% YoY menjadi Rp 2,04 triliun dan pendapatan non bunga dari anak usaha tumbuh 27% YoY menjadi Rp 3,56 triliun.
Non interest income inti tumbuh ditopang oleh komisi dari kredit dan perdagangan yang meningkat 22,5% menjadi Rp 1,99 triliun, fee dari mutual fund dan bancassurance naik 47,5% menjadi 414 miliar, transaksi e-channel naik 15,3% menjadi Rp 1,32 triliun.
Lalu fixed income melonjak 134,8% menjadi 2,99 triliun. Sedangkan fee dari administrasi, cash managemen dan remitansi turun 2,9% dan kartu kredit turun 9,3%.
Baca Juga: Meski automigrasi ke BSI, kartu ATM BNI Syariah dan BRI Syariah masih bisa digunakan
Sedangkan PT Bank CIMB Niaga Tbk mencatatkan pertumbuhan 18,4% menjadi Rp 2,48 triliun. Itu terdiri dari FBI yang tumbuh 14,1% menjadi Rp 1,07 triliun, fee transaksi forex dan derivatif naik 1,5% jadi Rp 630 miliar, recovery kredit meningkat 80,3% jadi Rp 288 miliar.
BCA mencatatkan total pendapatan non bunga tumbuh 6,1% menjadi Rp 5,25 triliun dimana fee based income tumbuh 7% menjadi Rp 3,67 triliun. Adapun BTN menorehkan pertumbuhan sebesar 6,86% menjadi 1,12 triliun dengan FBI meningkat 6,63% jadi Rp 491 miliar.
Selanjutnya: Gandeng WRI dan WWF, HSBC dorong pembiayaan berkelanjutan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News