kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan MTN perusahaan pembiayaan meredup setelah diperketat OJK


Selasa, 19 November 2019 / 16:44 WIB
Penerbitan MTN perusahaan pembiayaan meredup setelah diperketat OJK
ILUSTRASI. Kantor PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) di Setiabudi Atrium, Jakarta (25/3). KONTAN/Daniel Prabowo/25/03/2008


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pembiayaan gencar menerbitkan surat utang hingga kuartal ketiga 2019. Namun pamor penerbitan surat utang jangka menengah atau lebih dikenal dengan istilah Medium Term Note (MTN) makin meredup.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melakuka melihat bahwa terjadi penurunan tren penerbitan MTN hingga September 2019. Hal ini seiring dengan pengetatan aturan penerbitan MTN dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Juga: Hari Ini, KSEI Distribusikan Bunga kepada Pemegang MTN Sritex (SRIL) premium

Regulator telah mengeluarkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 35/POJK.05/2018 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.

Dalam belied ini, perusahaan pembiayaan harus melakukan beberapa hal terlebih dahulu sebelum menerbitkan MTN. Ambil contoh wajib melapor ke OJK juga harus memiliki peringkat investment grade. Sedangkan dulunya MTN bisa dilakukan proses yang sederhana dan singkat.

“Oleh sebab itu memang menjadi menurun, kalau September dan Oktober 2019 penerbitan MTN perusahaan pembaiyaan hanya di kisaran Rp 1,5 triliun. Sedangkan pada September 2018, perusahaan pembiayaan masih menerbitkan MTN senilai Rp 4,5 triliun,” ujar Wakil Presiden Senior dan Kepala Divisi Pemeringkatan Institusi Finansial Pefindo Hendro Utomo di Jakarta pada Selasa (19/11).

Baca Juga: Hara pertemukan petani dengan perusahaan finansial

Ia menyebut memang ada tantangan bagi perusahaan pembiayaan menerbitkan surat utang berjenis MTN. Kendati demikian, Ia menyatakan terjadi perpindahan strategi perusahaan pembiayaan mengandalkan dana lewat surat utang.

“Bisa jadi ada peralihan tidak menerbitkan MTN, tapi obligasi. Memang dari proses tidak terlalu berbeda jauh. Kalau dilihat dari nilai obligasi dari Rp 30, 3 triliun pada September 2018 menjadi Rp 42,45 triliun pada Oktober 2019,” jelas Hendro.

Ke depannya, Pefindo menilai peralihan strategi ini masih akan berlangsung. Lantaran proses penerbitannya yang tidak jauh berbeda dengan obligasi. Bahkan Ia bilang bila obligasi tidak memungkinkan maka perusahaan pembiayaan akan menunda atau melakukan pinjaman ke perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×