Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Visionet International, perusahaan dompet digital OVO, kini fokus menggarap fitur barunya sebagai platform investasi serta menjual produk asuransi. Bukan tanpa alasan, penetrasi sektor tersebut di Indonesia dirasa masih rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara lainnya.
“OVO sejauh ini sudah berhasil mendorong pembayaran digital bahkan ke pelosok, dengan itu kita coba garap OVO Invest dan OVO Proteksi untuk membuka akses pada masyarakat supaya semakin banyak orang yang bisa turut serta dalam investasi pasar modal dan mendapatkan asuransi,” kata Head of Corporate Communication OVO, Harumi Supit, Selasa (30/11).
Adapun, OVO Invest sendiri baru diluncurkan pada awal tahun ini, dan tercatat sudah memiliki lebih dari 550 juta pengguna terdaftar dalam lima bulan pertama.
Saat ini, OVO Invest ini sudah bekerjasama dengan Bareksa, Manulife Aset Manajemen Indonesia, dan Syailendra Capital.
Baca Juga: Jaygan Fu Ponnudurai ditunjuk sebagai CEO OVO yang baru
Baca Juga: Bank siapkan strategi menangkap peluang peningkatan transaksi e-commerce di 2022
“Jumlah tersebut setara dengan 5% dari jumlah investor pasar modal nasional, berdasarkan data KSEI,” imbuh Harumi.
Dia menambahkan, segmentasi pasar dari fitur tersebut memang difokuskan pasar investor pemula di usia produktif. Oleh karenanya, jumlah minimal untuk berinvestasi di OVO Invest pun cukup ringan, yakni Rp 10.000.
Hanya saja, Harumi mengakui bahwa masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan dalam fitur OVO Invest ini untuk mendorong tingkat inklusi keuangan di Indonesia. Salah satunya, ia berharap ke depan pilihan investasi di OVO Invest bisa semakin bertambah.
“Ke depan, kami juga berharap bisa memberikan pilihan investasi yang lebih beragam lagi di aplikasi OVO,” pungkas Harumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News