kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,37   1,04   0.11%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat ramalkan BI rate tak berubah


Selasa, 12 November 2013 / 11:24 WIB
Pengamat ramalkan BI rate tak berubah
ILUSTRASI. Buka Lebih dari 1 Juta Formasi, Simak Perincian Formasi CPNS dan PPPK 2022. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/wsj.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bank Indonesia dijadwalkan akan mengumumkan tingkat suku bunga acuan perbankan atau BI rate pada hari ini (11/11). Beberapa ekonom memperkirakan, Bank Indonesia akan tetap menahan BI rate di level 7,25%.

Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Destri Damayanti memperkirakan, BI akan menahan BI rate di level tersebut. Namun, ia memperkirakan BI akan menaikkan fasilitas simpanan Bank Indonesia atau Fasbi rate sebesar 25 basis points.

Sebab menurut Destri, Bank Indonesia tetap harus memberikan sinyal bahwa bank sentral tetap memprioritaskan kebijakan pengetatan moneter atau monetary policy. Hal ini dikarenakan data-data makro ekonomi Indonesia seperti importasi yang masih tinggi.

"Selain itu, BI juga masih ingin mengerem pertumbuhan kredit yang masih tinggi. Itu harus di normalisasi," ujar Destri saat dihubungi KONTAN, Selasa (12/11).

Kondisi lain adalah terkait pengetatan likuditas perbankan. Karena itu, Destri memperkirakan bank sentral Indonesia itu akan menaikkan fasbi rate sebesar 25 bps.

Senada, Ekonom Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Agustinus Prasetyantoko juga menduga bahwa BI rate kali ini akan ditahan di level 7,25%.

Hal ini, menurut Prasetyantoko, belum ada alasan yang cukup kuat bagi Bank Indonesia untuk menaikkan BI rate. Prasetyantoko menilai, pasar ekonomi Indonesia maupun nilai tukar atau kurs rupiah masih relatif stabil.

"Inflasi juga sudah kembali normal. Maka perkirakan BI rate akan tetap," kata Prasetyantoko.

Catatan saja, sejak Februari 2012 hingga September 2013, BI telah menaikkan BI rate hingga 150 bps dari 5,75% menjadi 7,25%. Langkah BI tersebut diklaim sebagai upaya menyeimbangkan kondisi perekonomian dalam negeri yang terimbas perekonomian global.

Langkah itu juga dianggap sebagai upaya BI menarik dana investasi asing yang mulai keluar dari Indonesia sebagai respons ditundanya rencana Amerika Serikat (AS) melakukan pengurangan stimulus ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×