Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) terus berupaya untuk menurunkan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) melalui berbagai cara misalnya, secara bulk sales, lelang atau pola penyelesaian kredit bermasalah lainnya.
Sebagai informasi selama tahun ini sampai bulan November 2023, penjualan asset bermasalah Bank BTN telah meningkat sangat signifikan, yakni tumbuh 22% secara tahunan (yoy).
Direktur Assets Management BTN Elisabeth Novie Riswanti mengatakan untuk saat ini Bank BTN masih gencar meningkatkan penjualan asset bermasalah, dan berusaha menyelesaikan bulksales yang masih fokus pada segment kredit komersial hingga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Baca Juga: Mandiri Capital Gandeng Bank BTN Luncurkan BTN Fund, Ini Tujuannya
"Penjualan Bulksales pada tahun 2023 ini masih fokus pada segment kredit komersial, namun demikian Bank BTN sebagai Bank yang fokus pada segment KPR juga tetap melakukan upaya-upaya penjualan agunan KPR melalui lelang," kata Elisabeth kepada KONTAN (10/12).
Penjualan bulksales sendiri ditargetkan mampu terealisasi pada akhir Desember 2023, sesuai dengan timeline yang telah ditetapkan Bank BTN.
Untuk memfasilitasi semua ini, Elisabeth menjelaskan Bank BTN menerapkan digitalisasi agar masyarakat dengan mudah memperoleh informasi terbuka di internet terkait agunan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang siap untuk dilelang.
Baca Juga: Menanti Adik BSI
Elisabeth berharap di tahun 2024 BTN mampu meneruskan penjualan aset bermasalah baik melalui segment kredit komersial maupun segment KPR dan mencapai target Bank untuk terus menurunkan rasio NPL pada tahun 2024 yang diharapkan bisa lebih rendah dari 3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News