Reporter: Annisa Fadila | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 membuat penjualan mobil niaga ikut menurun. Ambil contoh, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mencatat sejak Januari hingga Mei 2020 penjualan mobil niaga hanya mencapai.8.261 unit.
Sedangkan pada tahun lalu penjualan mobil niaga terbilang tinggi, yakni mencapai 11.346 unit. Artinya, penjualan ini turun 27,19% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Direktur MTF Harjanto Tjitohardjojo menyebutkan, tahun ini mobil pick up hanya terjual 5.233 unit, sedangkan bus & mikro bus 245 unit, KAT 2 sebanyak 1.810 unit dan KAT 3 sebanyak 973 unit.
Baca Juga: Multifinance Masih Enggan Pinjam ke Bank Jangkar
Dibanding periode yang sama tahun lalu, angka ini turun signifikan. Pasalnya tahun lalu MTF mencatat penjualan pick up mencapai 7.024 unit, sementara bus & mikro bus mencapai 342 unit, KAT 2 mencapai 2.033 unit serta KAT 3 mencapai 1.947 unit.
“Meski terjadi penurunan, kami memprediksi mulai Juli sampai Desember, penjualan mobil niaga akan membaik. Hal itu disebabkan adanya pelonggaran PSBB sehingga aktivitas ekonomi bisa lebih baik. Disamping itu, Oktober mendatang ada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS). Diharapkan bisa meningkatkan penjualan mobil passanger maupun komersial,” ujar Harjanto Rabu (24/6).
Ia menambahkan, untuk mendongkrak permintaan kendaraan niaga, pihaknya telah memasang strategi. Harjanto mengaku, pihaknya telah bekerjasama dengan dealer komersial untuk men-support pembiayaannya.
Tak hanya itu, anak perusahaan Bank Mandiri ini juga menggarap nasabah dari induk usaha, sehingga pihaknya dapat memfasilitasi nasabah yang membutuhkan kendaraan penumpang maupun komersial.
Meski begitu,MTF mengakui saat ini ada kenaikan NPL. Hingga Juni 2020, NPL MTF mencapai 1,3%, sedangkan di periode yang sama tahun lalu NPL hanya 1,05%.
Baca Juga: Multifinance siap manfaatkan pelonggaran PSBB untuk menggenjot bisnis
“Memang NPL mengalami kenaikan. Oleh karenanya, sampai akhir tahun perusahaan menargetkan maksimal NPL 1,55%. Kami telah melakukan berbagai upaya seperti memastikan restrukurisasi angsuran nasabah bisa berjalan baik, 50% tim sales akan dikerahkan ke penanganan collection. Sebab, diproyeksi pada bulan Juni sampai Agustus pembiayaan baru tidak akan banyak,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News