Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank of India Indonesia (BSWD) menaikkan target jumlah saham baru yang akan diterbitkan lewat rights issue akhir tahun ini guna memenuhi ketentuan modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun.
Dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (4/11), BSWD menyebutkan akan melakukan rights issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 2,4 miliar. Itu naik dua kali lipat dari rencana awal.
Sebelumnya, perseroan telah mengumumkan akan melakukan rights issue maksimal 1,2 miliar saham. Dari sini, BSWD menargetkan modal intinya akan naik menjadi Rp 3,63 triliun.
Baca Juga: Gelar Rights Issue, Bank of India Indonesia (BSWD) Bakal Punya Modal Inti Rp 3,63 T
Terkait dengan rencana rights issue tersebut, perseroan berencana melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 November 2022.
Modal inti Bank of India Indonesia per September 2022 baru mencapai Rp 2 triliun. Artinya, perseroan setidaknya harus berhasil mengantongi dana segar Rp 1 triliun lagi dari rights issue untuk bisa memenuhi ketentuan modal inti yang ditetapkan regulator sebelum akhir 2022.
Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyiapkan tiga opsi bagi bank yang tidak mampu memenuhi modal inti sesuai dengan tenggak waktu yang telah ditetapkan. Pertama, OJK akan melakukan merger paksa terhadap bank-bank bermodal cekak tersebut. Kedua, status bank diturunkan dari bank umum menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Ketiga, bank akan diminta melakukan likuidasi sukarela.
BSWD merupakan bank yang dikendalikan oleh investor asing yakni Bank of India dengan porsi kepemilikan saham 86,04%. Pemegang saham lainnya adalah PT Panca Mantra Jaya dengan porsi 10,46%, dan sisanya 3,5% dimiliki investor publik.
Selain belum memenuhi ketentuan modal inti minimum, bank ini juga belum memenuhi aturan pasar modal terkait free float atau jumlah saham beredar di publik minimal 7,5%.
Dari sisi kinerja, BSWD tercatat berhasil mencatakan pertumbuah laba bersih hingga kuartal III 2022. Net profit bank ini tercatat sebesar Rp 9,63 miliar atau naik 13,3% secara tahunan.
Itu sejalan dengan peningkatan pendapaatan bunga bersih sebesar 35,6% secara tahunan menjadi Rp 98,12 miliar dan adanya pendapatan non operasional lainnya sebesar Rp 9,3 miliar.
Adapun beban bank ini selain beban bunga juga tercatat tinggi. Perseroan mencatat kerugian penurunan nilai aset keuangan sebesat Rp 22,58 miliat, naik dari 8,6 miliar pada posisi Sepetmeber 2021. Lalu beban lainnya juga meningkat daro Rp 22,3 miliar menjadi Rp 42,58 miliar.
BSWD memang tercatat tidak efisien. Itu tercermin dari rasio Biaya Operasioanal terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang semakin meningkat dari 92,71% pada September 2021 menjadi 98,54%.
Baca Juga: Bank Sentral Gencar Intervensi di Pasar, Cadangan Devisa India Terkuras
Kredit bank ini tercatat sebesar Rp 2,25 triliun, naik 25% dari akhir tahun 2021 atau secara year to date. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan mencapai Rp 2,62 triliun atau naik 27,% sepanjang tahun berjalan dari Rp 2,05 triliun pada Desember 2021.
Kualitas aset bank ini memang membaik meskipun masih rasio kredit bermasalahnya atau non performing loan (NPL) masih tinggi. NPL gross per September 2022 tercatta 5,87%, turun dari 8,74% pada September 2021. NPL netnya turun dari 4,93% jadi 2,8%.
Adapun total aset Bank of India Indonesia tercatat sebesar Rp 2,85 triliun pada akhir September 2022. Naik dari akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 2,23 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News