Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Entjik menjelaskan, prospek kinerja perusahaan pada akhir tahun lalu turun meski masih mencatat pembukuan yang positif. Setelah terjadi adjustment yang dilakukan oleh perusahaan, kinerja perusahaan perlahan kembali membaik.
Dia menambahkan, dalam mengedukasi masyarakat agar tidak terjerat pinjol ilegal, perusahaan akan terus giat ikut serta dalam semua acara sosialisasi dari OJK dan AFPI. Perusahaan juga berkomitmen untuk bersama mengedukasi masyarakat akan perbedaan dan kerugian yang akan dialami oleh masyarakat jika terjerat pinjol ilegal.
Sementara itu, sebagai salah satu perusahaan P2P Lending yang terdaftar dan diawasi OJK, KrediFazz menyatakan, selalu berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat dan juga patuh terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh asosiasi.
Alie Tan, CEO KrediFazz mengaku, tidak ada dampak yang signifikan dari perubahan bunga ini, malah dapat dikatakan tren jumlah pengguna dan penyaluran pinjaman cenderung naik di akhir tahun lalu.
Baca Juga: AFPI Paparkan Sejumlah Fokus Kinerja pada Tahun Ini
Ia juga menjelaskan, komitmen ini juga dapat terlihat dari prospek kinerja perusahaan hingga akhir tahun lalu dapat dikatakan masih sesuai dengan harapan perusahaan yang di targetkan tumbuh 2 kali lipat dibanding tahun lalu.
"Artinya, masyarakat menyambut baik layanan yang telah kami berikan. Sama seperti tahun ini, di tahun 2022 kami menargetkan pertumbuhan 2 kali lipat, baik dalam hal jumlah pengguna maupun penyaluran," ujar Alie.
Selain berkomitmen memberikan layanan terbaik, Alie menjelaskan bahwa pihaknya juga berkomitmen untuk selalu mengedukasi masyarakat terkait pemanfaatan fintech dan edukasi keuangan.
"Kami selalu memberikan konten edukasi terkait penggunaan fintech dan literasi keuangan digital di semua channel komunikasi KrediFazz. Kami juga aktif berpartisipasi dan berkolaborasi dengan asosiasi dan juga lembaga keuangan lainnya dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang penggunaan fintech di beberapa kota di Indonesia," jelasnya.
CEO dan Founder PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) Andi Taufan Garuda Putra juga menyatakan, Amartha senantiasa mendukung kebijakan yang dapat mendorong para pelaku fintech untuk terus berinovasi dalam menyediakan layanan keuangan yang inklusif.
Ia menyebut, untuk besaran bunga kompetitif, Amartha senantiasa menerapkan prinsip ethical lending dalam menjalankan operasionalnya, termasuk dalam penentuan besaran credit scoring bagi para mitra.
"Amartha menjamin kualitas pinjaman dengan mengoptimalkan machine learning, di mana penggunaannya dapat meminimalisir risiko dan memastikan credit scoring bagi mitra tepat dan akurat, sehingga mitra Amartha tidak mengalami over debt atau kelebihan utang," kata Andi.
Menurutnya, yang terpenting adalah, masyarakat harus jeli dalam menilai kredibilitas suatu perusahaan pinjol.
"Tidak semua pinjol itu buruk. Masyarakat bisa membaca pemberitaan mengenai perusahaan tersebut sebelum memutuskan untuk meminjam uang," ujar Andi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News