kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan Batas Biaya Pinjaman 0,4% Dinilai Memberatkan Pelaku Bisnis Fintech P2P


Senin, 14 Maret 2022 / 18:16 WIB
Penurunan Batas Biaya Pinjaman 0,4% Dinilai Memberatkan Pelaku Bisnis Fintech P2P
ILUSTRASI. Peer to Peer Lending.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) segera mengkaji rencana penerapan batas biaya pinjaman 0,4%.

Untuk diketahui, sejak akhir tahun lalu AFPI telah menyetujui untuk memangkas batas maksimal tingkat bunga pinjaman online sebanyak 50% menjadi 0,4%, dari tingkat bunga pinjaman online saat itu sebesar 0,8% per hari.

Dengan penurunan biaya pinjaman tersebut harapannya, pinjaman online dapat lebih terjangkau, juga sebagai upaya menghadapi pinjol ilegal.

Para pemain fintech pun mengapresiasi langkah AFPI untuk segera mereview kembali penerapan batas biaya pinjaman, karena dengan adanya penurunan dinilai memberatkan para pemain.

Misalnya saja, salah satu pemain fintech P2P lending DanaRupiah yang mengaku sangat mengapresiasi jika AFPI dapat mereview kembali batas bunga pinjaman sebesar 0,4%. Karena batas bunga 0,4% itu dinilai sangat memberatkan perusahaan P2P lending. 

"Karena biaya untuk proses dan akuisisi yang tinggi sehingga profitnya sangat tipis. Harapan kami dengan dikajinya kembali batas bunga pinjaman AFPI bisa mempertimbangkan tingkat bunga pinjamannya agar dinaikkan," ungkap Presiden Direktur DanaRupiah Entjik S. Djafar kepada kontan.co.id, Senin (14/3).

Baca Juga: Pemain Fintech Terus Perluas Penyaluran Pinjaman ke Luar Jawa

Entjik menyebut, saat ini rata-rata bunga pinjaman perusahaan setelah adanya pemangkasan bunga, adalah 0,35%. Bunga yang dibebankan kepada nasabah adalah bunga yang akan diberikan kepada lender sebagai hasil imbal balik dari transaksi pinjam meminjam melalui platform DanaRupiah.

Asal tahu saja, saat ini maksimal dana yang dapat dipinjam di DanaRupiah adalah sebesar Rp 8 juta.

Ia juga mengatakan, sejauh ini dampak dari penurunan bunga pinjaman ini kepada kinerja perusahaan, yaitu risk scoring untuk nasabah baru akan lebih di perketat, untuk menekan angka gagal bayar. Selain itu, produk yang ditawarkan juga akan lebih beragam di sisi tenor untuk mengakomodir kebutuhan nasabah.

"Dengan penurunan bunga memang sangat berpengaruh terhadap daya tarik para lender untuk menempatkan dana di platform Layanan Pinjam Meminjam Berbasis Teknologi dan ini akan berimbas pada penurunan disbursement secara signifikan," katanya.

Entjik menjelaskan, prospek kinerja perusahaan pada akhir tahun lalu turun meski masih mencatat pembukuan yang positif. Setelah terjadi adjustment yang dilakukan oleh perusahaan, kinerja perusahaan perlahan kembali membaik.

Dia menambahkan, dalam mengedukasi masyarakat agar tidak terjerat pinjol ilegal, perusahaan akan terus giat ikut serta dalam semua acara sosialisasi dari OJK dan AFPI. Perusahaan juga berkomitmen untuk bersama mengedukasi masyarakat akan perbedaan dan kerugian yang akan dialami oleh masyarakat jika terjerat pinjol ilegal.

Sementara itu, sebagai salah satu perusahaan P2P Lending yang terdaftar dan diawasi OJK, KrediFazz menyatakan, selalu berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat dan juga patuh terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh asosiasi.

Alie Tan, CEO KrediFazz mengaku, tidak ada dampak yang signifikan dari perubahan bunga ini, malah dapat dikatakan tren jumlah pengguna dan penyaluran pinjaman cenderung naik di akhir tahun lalu.

Baca Juga: AFPI Paparkan Sejumlah Fokus Kinerja pada Tahun Ini

Ia juga menjelaskan, komitmen ini juga dapat terlihat dari prospek kinerja perusahaan hingga akhir tahun lalu dapat dikatakan masih sesuai dengan harapan perusahaan yang di targetkan tumbuh 2 kali lipat dibanding tahun lalu.

"Artinya, masyarakat menyambut baik layanan yang telah kami berikan. Sama seperti tahun ini, di tahun 2022 kami menargetkan pertumbuhan 2 kali lipat, baik dalam hal jumlah pengguna maupun penyaluran," ujar Alie.

Selain berkomitmen memberikan layanan terbaik, Alie menjelaskan bahwa pihaknya juga berkomitmen untuk selalu mengedukasi masyarakat terkait pemanfaatan fintech dan edukasi keuangan.

"Kami selalu memberikan konten edukasi terkait penggunaan fintech dan literasi keuangan digital di semua channel komunikasi KrediFazz. Kami juga aktif berpartisipasi dan berkolaborasi dengan asosiasi dan juga lembaga keuangan lainnya dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang penggunaan fintech di beberapa kota di Indonesia," jelasnya.

CEO dan Founder PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) Andi Taufan Garuda Putra juga menyatakan, Amartha senantiasa mendukung kebijakan yang dapat mendorong para pelaku fintech untuk terus berinovasi dalam menyediakan layanan keuangan yang inklusif.

Ia menyebut, untuk besaran bunga kompetitif, Amartha senantiasa menerapkan prinsip ethical lending dalam menjalankan operasionalnya, termasuk dalam penentuan besaran credit scoring bagi para mitra.

"Amartha menjamin kualitas pinjaman dengan mengoptimalkan machine learning, di mana penggunaannya dapat meminimalisir risiko dan memastikan credit scoring bagi mitra tepat dan akurat, sehingga mitra Amartha tidak mengalami over debt atau kelebihan utang," kata Andi.

Menurutnya, yang terpenting adalah, masyarakat harus jeli dalam menilai kredibilitas suatu perusahaan pinjol.

"Tidak semua pinjol itu buruk. Masyarakat bisa membaca pemberitaan mengenai perusahaan tersebut sebelum memutuskan untuk meminjam uang," ujar Andi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×