Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 5% di tahun ini. BNI optimistis kredit akan lantaran ekonomi Indonesia bakal bangkit tahun ini sejalan dimulainya vaksinasi.
Dengan kondisi ekonomi yang diperkirakan akan membaik, BNI telah mendata sektor-sektor yang bakal jadi fokus perseroan dalam penyaluran kredit. Sektor yang cukup kuat atau resilien di tengah pandemi Covid-19 ini menjadi fokus utama BNI.
Direktur Korporasi BNI Silvano Rumantir mengatakan, sektor yang cukup kuat saat ini salah satunya adalah pertanian dan industri pengolahan atau manufaktur "Kita tahu harga sawit itu sangat tahan terhadap krisis. Manufaktur terlihat cukup kuat," katanya dalam seminar virtual, Selasa (26/1).
Baca Juga: Likuiditas longgar, BI dan bankir yakin bunga kredit tetap melandai di tahun ini
Selain itu, sektor telekomunikasi dan informasi. Dengan adanya pandemi maka tingkat orang bekerja dari rumah sangat tinggi telah mendorong transformasi ke arah digital sehingga membawa dampak positif ke sektor telekomunikasi.
Selanjutnya, sektor kesehatan. Silvano bilang, sektor tersebut merupakan kebutuhan dasar sehingga ada tidak adanya krisis sektor kesehatan tetap dibutuhkan. Sektor pertambahan juga jadi perhatian BNI untuk beberapa komoditas yang memang harganya cukup stabil seperti batubara dan emas. Kedepan, sektor Nikel juga akan prospektif menurut bank ini.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom mengatakan, BNI menargetkan kredit tumbuh sekitar 5% tahun ini karena ekonomi diperkirakan akan membaik karena sudah ada sentimen positif dari vaksinasi.
BNI berharap pemulihan bisnis secara keseluruhan dapat terjadi pada Kuartal III 2021. Meski begitu, perseroan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. Adapun strateginya dalam menyalurkan kredit adalah dengan fokus menyasar pemain utama di masing masing industri serta rantai nilai dari perusahaan tersebut.
Selanjutnya: Konglomerasi keuangan kuasai 63,6% aset industri keuangan, baik atau buruk?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News