Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring pemulihan ekonomi, penyaluran kredit di sektor pariwisata mulai terangkat. Hal ini mendorong peningkatan kredit perbankan dan diharapkan berlanjut sampai akhir tahun.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, telah menyalurkan kredit di sektor pariwisata sekitar Rp 14 triliun pada April 2022. Perseroan melihat sektor pariwisata mulai membaik seiring dengan percepatan program vaksinasi dari pemerintah.
"Kemudian didukung pelonggaran aktivitas masyarakat, mobilisasi yang bergerak menuju normal dan sejumlah pihak untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19," kata Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn, Jumat (10/6).
Di tengah tantangan pandemi Covid-19 dan proses pemulihan ekonomi, BCA akan terus mempertahankan tingkat pertumbuhan kredit yang sehat sejalan dengan kondisi permintaan pasar dan menjaga kualitas kredit yang disalurkan.
Baca Juga: Akuisisi UUS BTN Syariah oleh BSI untuk Perkuat Pasar Syariah
"Dalam melaksanakan upaya tersebut, BCA selalu berpegang pada prinsip kehati-hatian melalui penerapan manajemen risiko yang disiplin," terangnya.
Tak berbeda, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga menyebut penyaluran kredit di sektor pariwisata tumbuh positif secara tahunan. Namun bank pelat merah ini tak mengungkapkan berapa nilai pertumbuhan di sektor ini.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto hanya berkata, bahwa perbaikan itu tidak lepas dari menggeliatnya sektor pariwisata. Ia juga menyebut, rasio kredit masalah (NPL) di sektor ini juga membaik dari tahun lalu.
"Ini tak lepas dari strategi pertumbuhan selektif yang diterapkan BRI, disamping adanya normalisasi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat," jelasnya.
Baca Juga: Debitur Masih Menahan Diri Cairkan Kredit, Undisbursed Loan BCA Naik Pada Maret 2022
Untuk menjaga kualitas kredit di sektor pariwisata, BRI akan selektif menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis mereka. Kemudian menerapkan soft landing strategy dengan terus membentuk pencadangan yang cukup.
Sementara itu, PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) mencatatkan restrukturisasi kredit akibat Covid-19 senilai Rp 321 miliar pada April 2022. Nilai itu turun sebesar Rp 135 miliar dibandingkan portofolio restrukturisasi akhir tahun lalu.