kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Penyaluran kredit sindikasi turun 23% hingga pertengahan Oktober 2021


Selasa, 19 Oktober 2021 / 16:10 WIB
Penyaluran kredit sindikasi turun 23% hingga pertengahan Oktober 2021
ILUSTRASI. Antrean nasabah di kantor cabang BRI, Tangerang Selatan, Jumat (23/10/2020). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan para investor atau perusahaan untuk melakukan investasi besar tampaknya masih belum banyak di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum  berakhir. Hal itu tercermin dari pembiayaan sindikasi yang masih lesu hingga pertengahan Oktober 2021. 

Berdasarkan Bloomberg League Table Reports Global Syndicated Loan, total kesepakatan kredit sindikasi hingga 18 Oktober 2021 baru mencapai US$ 14,83 miliar. Itu turun 23% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 19,27 miliar.

PT Bank Mandiri Tbk tercatat sebagai bank yang paling banyak berpartisipasi dalam pembiyaan sindikasi dalam sembilan setengah bulan terakhir. Dari mandated lead arranger, partisipasi bank pelat merah ini mencapai US$ 2,72 miliar atau masih naik 2,2% dari US$ 2,66 miliar di periode yang sama tahun 2020. 

Lalu disusul PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dengan capaian US$ 1,9 miliar. Capaian BNI ini menurun 44% dari periode yang sama sebelumnya  US$ 3,39 miliar. 

Baca Juga: ​2 Cara setor tunai di ATM BCA, tanpa kartu dan dengan kartu

Selanjutnya, ada Sumitomo  Mitsui Financial dengan capaian US$ 1,23 miliar atau naik 66% secara year on year (YoY),  PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) US$ 878,24 juta atau turun 33,6% dari US$ 1,32 miliar, DBS Group US$ 690,9 juta atau turun 43%, HSBC US$ 654,97 juta, Mitsubishi UFJ US$ 593 juta, CIMB Niaga US$ 580 juta atau naik 8% YoY dan dan BCA US$ 492,3 juta atau turun 5,1% YoY.

Adapun proyek sindikasi yang dibiayai Bank Mandiri diantaranya Pertamina Internasional Shipping, PT Pelita Agung Agriindustri,  Greenfield,  Freeport, Centratama, Inalum, PLN, Pertamina Geothermal Energy, Telkom, Agro Multi Persada, Celebes Railway Indonesia, Adaro, Pelindo I, Chandra Sakti Utama Leasing, Halmahera Persada  Lygend,  Indomobil Finance dan Seino Indomobil Logistics. 

Selain itu, Bank Mandiri juga berpartisipasi dalam sindikasi di sejumlah proyek tol seperti Wika Serang Panimbang, Marga Mandala Sakti, Antam, Lintas Marga Sedaya, Trans Bumi Serbaraja, PP Semarang Demak, Jasamarga Kunciran Cengkareng, dan Cinere Serpong Jaya.

Adapun BNI ikut dalam pembiayaan sindikasi  Pertamina Internasional Shipping, PT Pelita Agung Agriindustri, Centratama, Inalum, PLN, Telkom, Adaro, Pelindo I, Halmahera Persada Lygend, serta sejumlah jalan tol seperti Pejagan- Pemalang, LSM, Semarang-Demak, Kunciran-Cengkareng, dan Cinere-Serpong.  

Sedangkan BRI berpartisipasi dalam proyek Pelita Agung Agriindustri, Freeport Indonesia, PLN, Adaro dan Pelindo I. 

Baca Juga: CIMB Niaga targetkan bisa salurkan kredit UMKM senilai Rp 50 miliar lewat Batumbu

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, penurunan pembiayaan sindikasi ini masih terkait dengan dampak pandemi Covid-19.

Sebagian besar proyek-proyek yang membutuhkan kredit sindikasi memang terkait dengan proyek-proyek infrastruktur pemerintah. "Sementara tahun ini, anggaran banyak terserap untuk penanganan Covid-19," kata Trioksa pada Kontan.co.id, Selasa (19/10).

Namun, dia memperkirakan pembiayaan sindikasi berpotensi naik kembali tahun depan seiring dengan melandainya kasus Covid-19 dan pelonggaran mobilitas yang akan berdampak pada bergairahnya kembali kondisi ekonomi.



TERBARU

[X]
×