Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) mencatatkan kinerja yang kurang baik pada penyaluran pembiayaan alat berat per Januari 2025.
Di mana, penyalurannya mencapai sebesar Rp 22 miliar atau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sayangnya, CFIN tak menyebutkan besaran dari penurunan penyaluran pembiayaan alat berat tersebut.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, faktor utama yang memengaruhi penurunan penyaluran pembiayaan alat berat itu adalah harga komoditas yang sedang kurang baik.
Baca Juga: Clipan Finance Ungkap Peluang dan Tantangan yang Bisa Pengaruhi Kinerja pada 2025
Meski begitu, ia menuturkan bahwa penyaluran pembiayaan alat berat merek China cukup meningkat di awal tahun 2025. Di mana, per Januari 2025, penyaluran pembiayaannya naik 15% secara year on year (YoY).
“Namun meski penyaluran pembiayaan alat berat merek China ini naik, pasar pembiayaan alat berat non merek China tetap stabil dan tidak terpengaruh signifikan,” kata Harjanto kepada Kontan.co.id, Jumat (14/2).
Untuk diketahui, alat berat merek China kini semakin populer dan banyak diminati karena harganya lebih murah dibanding merek AS, Eropa, hingga Jepang. Beberapa merek alat berat China yang beredar di pasar domestik antara lain Sany, LiuGong, Sinotruk, XCMG, dan lain-lain.
Lebih lanjut, Harjanto menyebutkan sektor yang paling berkontribusi untuk pembiayaan alat berat di Clipan Finance hingga saat ini yaitu, sektor pertambangan, perkebunan, dan hutan tanaman industri.
Baca Juga: Clipan Finance Proyeksikan Pembiayaan Dana Tunai Tumbuh pada 2025
Adapun sejumlah strategi yang akan dilakukan Clipan Finance agar penyaluran pembiayaan alat berat tetap tumbuh di 2025, Harjanto bilang yaitu dengan mengutamakan pembiayaan kepada debitur utama, serta memperluar coverage cabang dengan tetap memprioritaskan prinsip kehati-hatian, dalam penyaluran pembiayaan melalui peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
Sementara itu, Harjanto menprediksi untuk prospek penyaluran pembiayaan alat berat pada tahun 2025, akan tetap positif dan meningkat seiring berlanjutnya implementasi kebijakan hilirisasi.
Ia menilai, kebijakan hilirisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk komoditas dan mendorong industrialisasi domestik, telah menjadi pendorong utama terhadap permintaan alat berat di berbagai sektor.
Baca Juga: Clipan Finance Telah Bukakan Produksi Pembiayaan Alat Berat Lebih dari Rp 400 Miliar
Namun, Harjanto mengatakan bahwa tantangan dalam implementasi kebijakan ini membuat pelaku industri pembiayaan seperti Clipan Finance tetap selektif dalam menyalurkan kredit.
“Meski begitu, kami juga akan terbuka terhadap peluang apabila penerapan kebijakan hilirisasi berjalan lancar, namun tetap memprioritaskan prinsip kehati-hatian,” tandasnya.
Selanjutnya: AFPI Sebutkan Strategi yang Bisa Dilakukan Pindar untuk Penuhi Ekuitas Rp 12,5 Miliar
Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Beri Peringatan akan Ada Depresi Besar, Waktu yang Baik Menjadi Kaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News