Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
OJK mencatat pertumbuhan kredit perbankan mencapai 11,4% yoy atau Rp 7.508 triliun per Agustus 2024. Arianto menambahkan bahwa meskipun terjadi pertumbuhan kredit yang baik, penundaan realisasi penggunaan kredit mencerminkan ketidakpastian ekonomi.
Kredit menganggur terutama terjadi di sektor investasi dan proyek infrastruktur, seperti konstruksi dan manufaktur, serta sektor komoditas dan perdagangan yang bergantung pada kondisi pasar.
Arianto memproyeksikan bahwa kredit menganggur akan tetap tinggi hingga akhir 2024 jika ketidakpastian ekonomi berlanjut, namun dapat terealisasi jika daya beli membaik dan inflasi stabil.
Baca Juga: Kredit Menganggur Perbankan Masih Gemuk
Contoh kasus terjadi pada PT Bank Mandiri Tbk yang mencatatkan pertumbuhan kredit 23% hingga Agustus 2024, mencapai Rp 1.222,13 triliun. Namun, kredit menganggurnya juga meningkat 15,04% yoy menjadi Rp 236,28 triliun.
Hal serupa dialami oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang mencatatkan kenaikan kredit menganggur 11,19% yoy menjadi Rp 405,04 triliun pada Agustus 2024.
Beberapa bank daerah seperti PT Bank Jatim juga mencatat peningkatan undisbursed loan meskipun penyaluran kredit tumbuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News