kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit Menganggur Perbankan Masih Gemuk


Senin, 22 April 2024 / 19:42 WIB
Kredit Menganggur Perbankan Masih Gemuk
ILUSTRASI. Layanan nasabah di Bank CIMB Niaga, Jakarta, Senin (15/01). KONTAN/Baihaki/15/01/2024


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan kini memang sudah dalam laju yang tumbuh lebih cepat. Namun, pertumbuhan tersebut justru semakin menambah kredit menganggur atau fasilitas kredit yang belum ditarik debitur.

Berdasarkan data statistik perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nilai undisbursed loan secara industri menunjukkan tren peningkatan menjadi Rp 2.101 triliun pada Januari 2024 dari periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp 1.924 triliun.

Beberapa bank juga mencatat fasilitas kredit yang belum ditarik debitur juga kian bertumpuk. Sebut saja, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang hingga Februari 2024 nilai total pembiayaan yang belum ditarik di BCA mencapai Rp 398,58 triliun.

Pada saat yang sama, penyaluran kredit BCA mencapai Rp 790,2 triliun atau tumbuh 15,05% secara tahunan (year on year/YoY).

Baca Juga: Laba BCA (BBCA) Naik 11,7% pada Kuartal I 2024, Ini Rekomendasi Sahamnya

"Kami melihat sektor-sektor seperti telekomunikasi, jasa keuangan, komoditas/energi, hingga kredit konsumen memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan total kredit ke depan," kata EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn kepada kontan.co.id.

Seiring proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif, BCA yakin permintaan fasilitas kredit sepanjang 2024 akan terjaga. Faktor inflasi yang terkendali, serta likuiditas BCA yang memadai juga menambah optimisme pihaknya agar dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan juga mengaku undisbursed loan masih stabil, untuk UMKM sekitar 30% an dan comercial sekitar 35%-40% per Maret 2024 kendati tidak membeberkan lebih jauh berapa nilainya.

"Kami tidak melihat ada lonjakan undisbursed juga," kata Lani.

Lani menyebut, pihaknya masih menunggu penurunan suku bunga kredit apabila BI rate bisa turun di semester ke 2.

Di sisi lain, Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB), Yuddy Renaldi  melihat, tren undisbursed loan mulai menurun, secara year to date pada Maret 2024 jika dibandingkan dengan akhir tahun 2023 telah mengalami penurunan sekitar 3%.

"Meskipun jika dilihat secara YoY masih mengalami peningkatan sejalan dengan ekspansi yang dilakukan," katanya.

Baca Juga: Terus Tumbuh, Pengguna BCA Paylater Naik 70% dari Posisi Akhir Tahun 2023

Adapun sampai dengan saat ini pertumbuhan kredit Bank BJB berada pada kisaran 6%-7%. Yuddy mengatakan, dinamika global yang juga berdampak pada kebijakan di dalam negeri juga mempengaruhi bank untuk lebih berhati-hati untuk memberikan fasilitas kredit terutama pada sektor yang memiliki eksposur besar pada pasar luar negeri dan valuta asing.

"Demikian juga para pelaku industri yang cenderung wait and see melihat perkembangan arah kebijakan suku bunga dan juga proyeksi inflasi ke depan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×