Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah terus menggeber penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Kementerian Koordinator Perekonomian mencatat, per Oktober 2024 KUR telah disalurkan sebanyak Rp 246,58 triliun atau mencapai 88,06% dari target tahun 2024 sebesar Rp 280 triliun yang diberikan kepada 4,27 juta debitur.
Selain itu, tingkat non-performing loan (NPL) KUR juga dapat dijaga pada level 2,19% atau lebih rendah dibandingkan tingkat NPL kredit UMKM yaitu sebesar 4,06%. Pertumbuhan penyaluran KUR tersebut sejalan dengan realisasi penyaluran KUR di sejumlah bank penyalur.
Baca Juga: 3,7 Juta Nasabah UMKM Dapat KUR BRI 2024, Simak Cara & Syarat Pengajuan KUR BRI
Contohnya PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Hingga akhir November 2024 BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 175,66 triliun atau setara dengan 94,7% dari kuota KUR yang diberikan pemerintah kepada BRI di tahun ini yakni sebesar Rp 185,5 triliun.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari upaya BRI untuk memperluas akses permodalan bagi pelaku UMKM, terutama di sektor-sektor produktif seperti pertanian, perdagangan, dan perikanan.
BRI mencatat penyaluran KUR tersebar merata di berbagai wilayah Indonesia dengan fokus pada pemberdayaan sektor produksi.
“Sektor Pertanian menjadi penyumbang terbesar diantara sektor lainnya yaitu senilai Rp 69,60 triliun atau mengambil porsi 39,62%,” ungkap Supari, Kamis (12/12).
Lebih lanjut Supari menyebut, NPL KUR BRI hingga akhir November 2024 terjaga di level 2,1%. Strategi BRI dalam mengelola NPL KUR yakni melakukan penyaluran secara selektif serta melakukan monitoring kredit secara intens, baik on-site maupun off-site.
Baca Juga: Syarat Mengajukan Pinjaman KUR Bank Mandiri 2024, Suku Bunga, dan Limit Kreditnya
Sementara PT Bank Central Asia (BCA) mencatat, hingga September 2024, BCA telah menyalurkan KUR sebesar Rp 689,6 miliar atau 85,9% dari total target tahun ini. Realisasi KUR BCA tersebut tercatat bertumbuh sebesar 40,1% YoY.
Untuk tahun ini, target penyaluran KUR BCA mencapai Rp 800 miliar, meningkat sekitar 11% dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pada prinsipnya, kami berharap penyaluran KUR tahun ini dapat bertumbuh positif, dengan tetap menerapkan manajemen risiko yang disiplin," ungkap EVP Corporate and Social Responsibility BCA Hera F Haryn.
Untuk tahun 2025, pihaknya juga akan mencermati kebijakan pemerintah, regulator, dan otoritas perbankan terkait KUR. Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, dalam rangka menyediakan produk dan layanan terbaik bagi seluruh nasabah dan debitur BCA, termasuk di segmen KUR.
Adapun PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat, penyaluran KUR BNI telah tercapai 99,5% dari alokasi yang diberikan pemerintah atau sebesar Rp 11,93 triliun yang disalurkan kepada lebih dari 54 ribu UMKM di seluruh Indonesia.
"Hingga akhir tahun, kami proyeksikan dapat memenuhi alokasi plafon KUR yang diberikan pemerintah," ujar General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil Sunarna Eka Nugraha.
Penyaluran KUR BNI tersebar di seluruh Indonesia dengan sektor perdagangan, jasa, dan pertanian yang menjadi penyumbang terbesar.
Sebagai upaya mendukung program Pemerintah dalam mendukung pengembangan UMKM melalui KUR, BNI akan tetap fokus pada strateginya, seperti selected market dengan fokus menggarap value chain korporasi, nasabah potensial, digital ecosystem, dan mitra kerjasama.
Selain itu, standardisasi proses dengan digitalisasi end-to-end proses kredit, penggunaan scoring system yang terkalibrasi secara berkala dalam proses kredit.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Modal Kerja Perbankan Masih Menggeliat di Semester I-2024
Hingga akhir November 2024, PT Bank Mandiri juga mencatatkan realisasi penyaluran KUR mencapai Rp 37,48 triliun kepada lebih dari 351 ribu UMKM di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menjelaskan, angka tersebut hampir mencapai plafon maksimum sesuai ketentuan pemerintah sebesar Rp37,5 triliun, di mana pada Desember 2024 telah tersalurkan sepenuhnya. Secara rinci, sektor pertanian yang menjadi pilar utama rantai pasok pangan mendapatkan alokasi sebesar Rp11,06 triliun atau 29,53% dari total penyaluran KUR.
Menurut Darmawan, hal ini sejalan dengan misi Bank Mandiri terkait kontribusi dalam ketahanan pangan nasional.
"Fokus kami adalah memastikan pelaku usaha di sektor pangan mendapatkan akses finansial yang optimal untuk meningkatkan produktivitas mereka," ujarnya.
Penyaluran KUR itu pun berlanjut ke sektor perdagangan yang mendapat porsi 39,79% atau Rp14,91 triliun, dengan realisasi penyaluran KUR senilai Rp22,56 triliun atau 60,21% dari total realisasi.
Adapun sektor non-produksi yang melengkapi rantai pasok menerima alokasi sebesar Rp14,91 triliun atau 39,79 persen.
Darmawan menambahkan, Bank Mandiri menggunakan pendekatan yang inklusif dalam mempercepat penyaluran KUR, serta berfokus pada sektor produksi unggulan. Percepatan penyaluran KUR ini juga didukung sinergi bisnis dan kolaborasi bersama nasabah wholesale.
"Penyaluran KUR ini merupakan bagian dari strategi akuisisi berbasis ekosistem dengan pola closed loop yang kami optimalkan melalui value chain nasabah wholesale Bank Mandiri," katanya.
Melalui kolaborasi bersama pemerintah, Bank Mandiri memastikan penyaluran KUR berjalan tepat sasaran dengan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Berbagai sektor prioritas KUR diharapkan mampu memperkuat ekonomi nasional yang berkelanjutan.
"Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang signifikan. Kami percaya bahwa melalui dukungan yang berkelanjutan, pelaku usaha dapat berkontribusi lebih besar dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat," pungkas Darmawan.
Baca Juga: Rasio Kredit Macet UMKM Meningkat Saat Suku Bunga Tinggi
Tak mau kalah, PT Bank Tabungan Negara (BTN) juga menyatat realisasi penyaluran KUR sampai dengan September 2024 sekitar Rp 1,3 triliun atau tumbuh 8% yoy dengan proyeksi penghujung tahun berkisar Rp 2 triliun atau bertumbuh sekitar 10% yoy.
Muhammad Iqbal, Direktur SME & Retail Funding BTN menyampaikan, BTN akan terus mengoptimalkan penyaluran kredit sampai akhir tahun 2024 dengan seluruh kanal pemroses kredit di Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu.
"BTN juga terus melakukan perbaikan-perbaikan bisnis proses, digitalisasi dan peningkatan kapabilitas petugas pemroses," katanya.
Penyaluran KUR dilakukan di seluruh Kantor Cabang BTN dan didukung oleh 310 KCP di seluruh Indonesia. Penyaluran KUR 2024 disumbang dari sektor perdagangan 61,09% dan konstruksi 10,87% dengan sektor prioritas di housing related dan housing ecosystem.
"Realisasi KUR 2024 kami prognosakan bertumbuh baik berkisar sebesar 10% yoy dengan prognosa pertumbuhan debitur KUR 55,83% yoy dan mengoptimalkan ekosistem housing related dan kawasan perumahan," ucapnya.
Dalam menggenjot penyaluran KUR, BTN melakukan pengembangan bisnis proses secara digital melalui aplikasi BTN Laku dan perluasan outlet pemroses KUR yang sebelumnya di tahun 2023 melalui 82 Kantor Cabang dan 95 KCP, saat ini sudah dapat dilakukan di 82 KC dan 310 KCP serta perluasan kerjasama dengan mitra bisnis atau enabler UMKM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News