kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45865,58   3,91   0.45%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rasio Kredit Macet UMKM Meningkat Saat Suku Bunga Tinggi


Senin, 17 Juni 2024 / 10:16 WIB
Rasio Kredit Macet UMKM Meningkat Saat Suku Bunga Tinggi
ILUSTRASI. Kenaikan suku bunga turut berdampak pada kinerja kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perbankan.


Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kenaikan suku bunga turut berdampak pada kinerja kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perbankan.

Contoh saja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) sebagai jawara kredit UMKM di tanah air yang kini mencatatkan porsi kredit UMKM BRI sebesar 83,25% dari total kredit yang mereka salurkan. Adapun nilai itu disebut tumbuh 10,89% secara tahunan (YoY) atau sebesar Rp 1.089,41 triliun per Maret 2024.

Tetapi, kenaikan outstanding kredit UMKM ini sejalan dengan kenaikan rasio kredit bermasalah mereka yang secara NPL Gross menyentuh level 3,27% per Maret 2024 ini. Rasio kredit macet ini naik drastis jika dibandingkan dengan Maret 2023 yang menyentuh angka 3,02% dan Desember 2022 sebesar 2,82%.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Berani menyebut, BRI masih akan mendorong pertumbuhan kredit UMKM mereka hingga mencapai porsi 85% dari total pembiayaan yang disalurkan korporasi.

Bicara strategi Hendy, menyebut BRI dalam hal ini menyasar segmen paling kecil yakni ultra mikro dan menjangkau mereka melalui kanal terpilih yang tersedia.

“BRI masuk ke segmen yang lebih kecil (ultra mikro) dan menangkap potensi mereka melalui sinergi secara harmonis dengan penguasaan ultra mikro Pegadaian dan PMN.” ujar Hendy kepada Kontan.co.id, Jumat (14/6).

Baca Juga: KUR BRI Melaju Kencang Sejak Awal 2024, Simak Cara & Syarat Pengajuan Online / Biasa

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat pembiayaan kredit UMKM naik sebesar 12,1% secara YoY per Maret 2024. EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyebut, kredit UMKM mencapai Rp 117,7 triliun. Adapun jika bicara komposisi BCA mempertahankan porsi kredit UMKM mereka di periode ini mencapai 23,5% dari total kredit yang disalurkan.

Walaupun kini porsinya masih sedikit tertinggal dari batas ketentuan pemerintah maupun regulator yang mencanangkan porsi kredit UMKM dapat mencapai 30%. Dalam hal ini BCA berupaya mengebut penyaluran kredit UMKM dengan berbagai strategi seperti lewat Bakti BCA. Mereka mengadakan beragam program yang dikhususkan menjadi wadah tampil UMKM.

“Bekerja sama dengan Kemenkop UKM. Pada tahun 2023, BCA juga mendukung program fasilitasi 1.000 sertifikat halal gratis bagi UMKM,” kata Hera kepada Kontan (14/6).

Bicara soal kredit macet, secara keseluruhan NPL Gross BCA ada di level 1,9% di Maret 2024. Angka ini tercatat naik jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu yakni 1,8%.

Baca Juga: Bank Mandiri Perkuat Digitalisasi dan Bisnis UMKM Melalui Program MDH

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sudah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 109,9 triliun kepada segmen UMKM per Maret 2024. Secara keseluruan portofolio kredit keberlanjutan BNI ini mengambil porsi 26% dari total pembiayaan.

Jika diamati, BNI mencatat penurunan nilai penyaluran jika dibanding dengan Maret 2023 yakni sebesar Rp 119,7 triliun kredit UMKM di periode tersebut atau turun sekitar 8,4%.

Adapun rasio kredit macet (NPL) Gross  BNI di Maret 2024 ini menyentuh level 2,0%. Rasio kredit macet BNI turun dari periode yang sama di tahun lalu yakni 2,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×