Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih mengembangkan infrastruktur untuk penerapan aturan real time gross settlement (RTGS) valuta asing (valas). Aturan ini menguntungkan perbankan, karena mereka dapat bertransaksi RTGS antar negara, terlebih tahun 2015 Indonesia mulai memasuki sistem pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Kami akan atur setelah selesai pengembangan infrastruktur RTGS yang baru," kata Rosmaya Hadi, Direktur Eksekutuf Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, kepada KONTAN, kemarin. Sayangnya, Ia enggan menyampaikan model infrastruktur yang dibutuhkan untuk RTGS valas. Padahal, Ia bilang, aturannya sudah siap 100%, tinggal menunggu waktu peluncuran.
Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sistem baru seperti aplikasi, hardware, dan sumber daya manusia (SDM) untuk pelaksanaan RTGS valas. Nah, sistem baru tersebut memiliki kapasitasn yang besar guna mencukupi kenaikan transaksi RTGS valas maupun Rupiah. "Volume transaksi RTGS Bank Mandir mencapai puluhan triliun per hari," ujarnya.
Sementara itu, Tri Joko, Direktur Keuangan Bank Bukopin, menyampaikan, biaya infrastruktur untuk RTGS valas tidak mahal, karena hanya membutuhkan tambahan jaringan dan server. Nah, rencana RTGS valas ini akan menguntungkan bank, karena nasabah dapat melakukan transaksi RTGS ke seluruh negara ASEAN. "Sistem pembayaran akan semakin komplit dengan adanya RTGS valas," kata Tri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News