Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank akan aktif membidik penyaluran kredit sindikasi seiring dengan meningkatnya alokasi pemerintah dalam APBN 2019 terutama untuk sektor infrastruktur dan manufaktur.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) misalnya akan mengejar pertumbuhan kredit sindikasi minimal 14% tahun ini. Perusahaan melihat pasar sindikasi akan tetap aktif sejalan dengan meningkatnya anggaran yang dialokasikan pemerintah di sektor infrastruktur dan manufaktur.
"Peningkatan alokasi itu terkait dengan program pemerintah menaikkan potensi ekspor sebagai andalan penerimaan negara serta adanya dukungan untuk pengembangan industri hilir yang menuntut peran swasta," jelas Pemimpin Unit Bisnis Sindikasi BNI Rommel Sitompul kepada Kontan.co.id, Selasa (8/1).
Tahun lalu, BNI terlibat dalam 25 proyek sindikasi dengan nilai Rp 170,8 triliun. Sementara realisasi sindikasi mencapai Rp 133 triliun, tumbuh 14% secara tahunan. Realisasi tersebut lebih tinggi 16% dari target awal mereka. Adapun proyek yang dibiayai antara lain jalan tol, power plant, water treatment, pelabuhan, perkebunan, properti dan manufaktur.
Sementara PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk menargetkan penyaluran kredit sindikasi sekitar Rp 1 triliun di 2019. Menurut Setiawati Samahita, Direktur CCB Indonesia, target itu naik dari tahun lalu yang realisasinya belum menyentuh angka Rp 1 triliun.
Dalam membiayai kredit sindikasi, CCB Indonesia fokus untuk membidik jalan tol, pengolaan air bersih, pembangkit listrik, dan pembangunan pabrik. Bank ini optimis target tersebut tercapai lantaran ada 25 proyek sindikasi di pipeline mereka saat ini.
Adapun Bank BCA, berpartisipasi pada sindikasi senilai Rp 20 triliun tahun 2018, meningkat 20% secara tahunan. Sebagian besar disalurkan di sektor infrastruktur. hanya saja, Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan BCA tidak belum menyebutkan target BCA tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
