kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perbankan masih aman terhadap krisis ekonomi Eropa dan Amerika Serikat


Selasa, 13 September 2011 / 13:18 WIB
Perbankan masih aman terhadap krisis ekonomi Eropa dan Amerika Serikat
ILUSTRASI. Ada banyak penyebab batuk berdarah yang perlu Anda perhatikan.


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Edy Can

JAKARTA. Perbankan Indonesia masih aman dari hantaman krisis ekonomi yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Ini karena eksposur langsung perbankan Indonesia di Amerika Serikat dan Eropa sangat kecil.

Bank Indonesia mencatat, eksposur perbankan nasional ke kawasan tersebut hanya sekitar 3,13% dari total aset perbankan yang mencapai Rp 3.216,8 triliun per Juli lalu. Selain itu, Peneliti Utama Direktorat Penelitian dan Pegaturan Perbankan Bank Indonesia Suhaedi mengatakan, struktur permodalan (CAR) perbankan cukup tahan jika terjadi 100% default total eksposur luar negeri CAR perbankan turun sedikit dan tetap di atas 16%.

Per Juli 2011, data Bank Indonesia memperlihatkan CAR industri perbankan nasional sebesar 17,2%. Sekedar catatan, industri perbankan dalam negeri mencakup 79% total aset dari sistem keuangan Indonesia. Sebanyak 70% diantaranya dimiliki 14 bank terbesar.

Kinerja industri perbankan yang masih dalam kondisi bagus juga mendukung optimisme BI. Menurut Suhaedi, fungsi intemediasi sangat positif.

Kredit tumbuh tinggi, yakni 23,5% per Juli 2011 dan masih ada ruang untuk tumbuh lebih tinggi lagi. Dilihat dari jenis penggunaannya, kredit perbankan pun lebih mengarah ke sektor produktif.

Pada Juli 2011 pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) meningkat menjadi 25,3% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 23,8% (yoy). Kredit Investasi meningkat menjadi 21,9% (yoy) dari posisi bulan sebelumnya sebesar 20,8% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan Kredit Konsumsi melambat menjadi 21,9% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 23,2% (yoy).

"NPL resiko kredit kondisinya juga menggembirakan. Masih bisa dikelola pada level yang rendah. Rasio NPL sebesar 2,8%dan rasio NPL net sebesar 0,6% per Juli," kata Suhaedi.

Tak ketinggalan, kondisi likuidtas perbankan pun memadai. Rasio alat likuid terhadap negotiable certificate deposit (NCD) naik dari 182,34% (Juni 2011) menjadi 183,64% (Juli 2011). Kecukupan alat likuid (kas, penempatan di BI, dan SUN) pada Juli 2011 dalam mengantisipasi terjadinya penarikan dana pihak ketiga pad Juli 2011 juga sedikit membaik dibandingkan bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×