Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Perbankan menjaring cuan dari bisnis remitansi menjelang akhir tahun 2023. Hal ini terlihat dari sejumlah bank yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi dari layanan transaksi remitansi yang terus meningkat.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya, yang mencatat pendapatan atau fee based income yang dihasilkan dari remitansi hingga akhir tahun 2023 diperkirakan tumbuh sekitar 5% dari posisi tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong juga oleh semakin membaiknya perekonomian pasca Covid dan peluncuran fitur baru transfer valas di Livin by Mandiri.
Senior Vice President Retail Deposit Products and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati mengatakan transaksi remitansi retail Bank Mandiri hingga akhir tahun 2023 diprediksi dapat mencapai lebih dari US$ 20 miliar dengan frekuensi mencapai sekitar 800.000 transaksi.
Evi merinci, dari transaksi tersebut, Arab Saudi menjadi negara penyumbang terbesar untuk transaksi masuk, sementara Australia mendominasi untuk transaksi remitansi keluar.
Tahun depan, Evi mengatakan, bisnis remitansi diperkirakan dapat tumbuh antara 6%-7% secara tahunan, dengan ditopang dari transaksi transfer valas di Livin dan transaksi yang dilakukan melalui cabang kantor Bank Mandiri.
Pertumbuhan bisnis remitansi juga akan didorong melalui penambahan koridor mata uang asing dan kemudahan transfer valas dengan sumber dana rekening multicurrency di Livin.
"Nasabah tidak perlu khawatir lagi dengan kondisi kurs di pasar karena transaksi akan dijalankan dengan skema 1:1 apabila valuta rekening tujuan sama dengan rekening sumber dana nasabah," kata dia kepada Kontan, Rabu (20/11).
Baca Juga: Kontribusi Remitansi Pekerja Migran ke PDB Capai 0,87%-1,07%
Sementara itu di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengaku kinerja transaksi bisnis remitansi BRI sampai dengan November 2023 mencatatkan kinerja impresif. BRI mencatatkan pertumbuhan jumlah transaksi sebesar 20% secara tahunan.
Kenaikan transaksi tersebut diikuti dengan kenaikan jumlah pendapatan berbasis komisi dan volume remitansi yang masing-masing naik sebesar 25% dan 18% terhadap periode yang sama tahun sebelumnya.
"BRI membukukan pendapatan berbasis komisi dari bisnis remitansi sebesar 25% secara tahunan. Hasil tersebut berhasil mencatatkan rekor tertinggi untuk pendapatan bisnis remitansi BRI," kata dia kepada Kontan, Rabu (20/12).
Hendy merinci, adapun koridor yang menjadi motor pertumbuhan bisnis remitansi BRI adalah koridor dari negara Taiwan, Malaysia dan Arab Saudi yang masing-masing mengalami pertumbuhan diatas dua digit secara tahunan.
Ke depan, Hendy meyakini pertumbuhan BRI di bisnis remitansi ini akan tetap dapat berlanjut sesuai dengan target yang telah ditetapkan, meski ditengah ketidakpastian global, serta tantangan berkembang pesatnya pemain industri yang saat ini didominasi oleh perusahaan fintech.
"BRI pun secara konsisten terus memperluas jaringan dengan cara menambah jumlah kerjasama baru," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News